Mudik lebaran: Pekerja Indonesia di Hong Kong 'marah dan sangat sedih', terdampak agen perjalanan yang bangkrut
Ratusan pekerja Indonesia di Hong Kong diperkirakan gagal mudik karena agen perjalanan Free Spirit Travel menyatakan bangkrut karena masalah
Ratusan pekerja Indonesia di Hong Kong diperkirakan gagal mudik karena agen perjalanan Free Spirit Travel menyatakan bangkrut karena masalah keuangan, dan tiket yang terbeli tak bisa digunakan, menurut laporan media setempat.
Konsumen yang marah, berkumpul di kantor agen perjalanan itu Kamis (30/05), lapor South China Morning Post. Sebagian besar dari 460 orang yang terdampak adalah pekerja domestik Indonesia yang membeli tiket untuk mudik lebaran.
Free Spirit Travel memberi informasi kepada Dewan Industri Perjalanan bahwa mereka bangkrut pada Rabu (29/05) dan izin mereka langsung dibekukan.
Para petugas dan polisi dari unit pelayanan konsumen menemui para konsumen untuk mendata keluhan mereka.
- TKI di Hong Kong: Angka penganiayaan fisik, seksual dan diskriminasi rasial 'tinggi'
- 'Kami hanya ingin hidup': Perempuan Saudi di Hong Kong yang takut dihukum mati jika pulang
- Rurik Jutting: Video 'penyiksaan' diputar dalam sidang pembununuhan dua WNI di Hong Kong
Dewan Perjalanan Hong Kong mengatakan nilai tiket yang dibeli para konsumen senilai HK$1,2 juta (Rp2,2 miliar).
Salah seorang yang terdampak, Ira, mengatakan ia menelpon Garuda Indonesia dan menemukan bahwa namanya tidak ada dalam sistem dan bahwa tiketnya tak berlaku.
Ira yang telah bekerja di Hong Kong selama tujuh tahun merencanakan akan terbang Jumat (31/05) untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.
"Saya sangat sedih. Saya belum pulang dalam tiga tahun. Saya punya anak perempuan dan laki. Saya sudah beli hadiah untuk mereka," cerita Ira kepada South China Morning Post sambil menangis.
Ira mengatakan mungkin ia harus meminjam uang dari majikannya untuk membeli tiket baru agar bisa mudik.
Pekerja lain, Annie Suparni, membeli tiga tiket melalui agen itu untuk dirinya dan dua temannya. Ia berencana pulang tanggal 8 Juni untuk pernikahan putranya.
Tak bisa dapat ganti rugi

"Penerbangan saya ke Solo tanggal 8 Juni, karena putra saya menikah tanggal 18 Juni," kata Annie yang telah bekerja di Hong Kong selama 20 tahun.
"Saya belum beri tahu teman saya tentang kejadian ini. Saya tak tahu harus bilang apa," tambahnya.
Annie mengaku ia membeli tiket di Free Spirit berdasarkan rekomendasi teman-teman.