Greenland: Mengapa di negara ini banyak kehamilan yang tidak diinginkan?
Greenland merupakan negara dengan tingkat aborsi tertinggi di dunia, sekitar 50% perempuan yang hamil memilih untuk aborsi. Apa alasan mereka?
"Pelajar di Nuuk bisa pergi ke klinik seks hari Rabu, yang mereka anggap sebagai 'hari aborsi' ," kata Turi Hermannsdottir, seorang peneliti PhD yang mempelajari subyek ini di Roskilde University di Denmark.
"Di Greenland, perdebatan mengenai aborsi tidak tampak sebagai subyek yang tabu atau dipenuhi kutukan moral - demikian pula halnya dengan seks sebelum menikah atau kehamilan yang tak direncakanan."

Kontrasepsi gratis
"Kontrasepsi gratis dan mudah didapat, tapi tidak banyak teman saya yang menggunakannya," kata Piia.
Stine Brenoe adalah ginekolog yang bekerja di Greenland yang selama beberapa tahun meneliti mengenai aborsi.
"Sekitar 50 persen perempuan yang saya teliti mengatakan mereka tahu mengenai kontrasepsi tetapi lebih dari 85 persen tidak menggunakannya, atau menggunakannya secara keliru ," katanya kepada BBC.
Kehamilan yang tak diinginkan juga bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol, "Baik laki-laki maupun perempuan lupa memakai alat kontrasepsi ketika mereka berada di bawah pengaruh alkohol," katanya.
Di bawah pengaruh alkohol
Menurut penelitian Hermannsdottir ada tiga alasan mengapa perempuan tidak menggunakan alat kontrasepsi di Greenland.
"Pertama, perempuan yang menginginkan anak, kedua, perempuan yang hidupnya penuh gejolak dan dipengaruhi oleh kekerasan dan alkohol bisa lupa menggunakan pil kontrasepsi, dan ketiga, jika pasangan mereka menolak memakai kondom."

Kekerasan dan kekerasan seksual
Seorang perempuan mungkin memutuskan untuk menghentikan kehamilan jika kehamilannya merupakan hasil dari pemerkosaan - atau ia tidak ingin melahirkan anak dalam rumah tangga yang kacau.
"Aborsi mungkin lebih baik daripada anak-anak yang diabaikan atau tidak diinginkan," kata Lars Mosgaard, seorang dokter dari kota kecil di bagian selatan Greenland.
Kekerasan merupakan masalah kesehatan yang berulang di Greenland -satu dari sepuluh pelajar muda melaporkan pernah menyaksikan ibu mereka terpapar kekerasan, menurut Nordic Centre for Welfare and Social Issues.
Selain menyaksikan kekerasan, anak-anak ini terkadang juga menjadi korban.
"Sepertiga orang dewasa di Greenland pernah terpapar kekerasan ketika mereka anak-anak," kata Ditte Solbeck yang mengelola program pemerintah untuk menghentikan kekerasan seksual kepada Danish Broadcasting Corporation.

Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi
Sekalipun kontrasepsi gratis dan mudah diakses, ini tidak berarti mereka banyak digunakan.