Kamis, 2 Oktober 2025

Kekaisaran Jepang: Tiga harta karun kekaisaran yang misterius

Tiga artefak yang kaya akan mitos dan diselimuti kerahasiaan berperan penting dalam penobatan kaisar baru Jepang Naruhito.

Ada desas-desus bahwa pedang keramat itu mungkin telah hilang di laut dalam suatu peperangan di abad ke-12, tetapi Profesor Takenaka mengatakan bahwa pedang itu sendiri mungkin merupakan replika, dan bahwa replika dari replika itu, yang disimpan di istana kaisar, digunakan dalam acara penobatan.

Ketika Kaisar Akihito naik takhta pada tahun 1989 ia diberi pedang yang disebut Kusanagi no Tsurugi. Tapi kotak yang diberikan kepadanya belum pernah dibuka.

Yasakani no Magatama - permata keramat

Magatama adalah manik-manik melengkung yang mulai dibuat di Jepang sekitar 1.000 tahun sebelum masehi. Awalnya hanya dekoratif, magatama mulai mendapatkan nilai simbolis.

Yasakani no Magatama
BBC/DaviesSurya

Menurut legenda, Yasakani no Magatama adalah bagian dari kalung yang dibuat oleh Ame-no-Uzume, dewi kegembiraan, yang memainkan peran penting dalam upaya memikat Amaterasu untuk keluar dari gua persembunyiannya.

Sang dewi kegembiraan melakukan tarian megah dengan mengenakan manik-manik untuk membuat kegaduhan dan menarik perhatian dewi matahari.

Bagaimanapun asal-usulnya, Yasakani no Magatama yang terbuat dari batu giok hijau mungkin merupakan satu-satunya barang "asli" yang tersisa di antara tiga harta karun.

Manik keramat itu disimpan di istana kekaisaran di Tokyo dan dalam upacara penobatan, melambangkan kemurahan hati yang dibutuhkan dari seorang kaisar.

Apakah warga Jepang percaya pada harta karun?

Meskipun para kaisar Jepang masih menarik silsilah mereka dari Amaterasu, mereka tidak lagi mengklaim diri mereka sebagai dewa — Kaisar Hirohito melepaskan status keilahiannya setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

Ilustrasi penobatan Kaisar Taisho di Kyoto pada 1912.
Culture Club/Getty Images
Ilustrasi penobatan Kaisar Taisho di Kyoto pada 1912.

Menurut Profesor Kawanishi ada banyak orang di Jepang yang masih menganggap benda-benda itu dikaruniai kekuatan ilahi, tetapi kebanyakan orang sekarang "menganggapnya lebih sebagai ornamen, agak mirip dengan mahkota kalau di monarki lain".

Mereka sangat penting karena "menunjukkan misteri sang kaisar", katanya, dan sebagai "simbol bahwa sistem kekaisaran terus berlanjut sejak dahulu kala".

Profesor Takenaka mengatakan ada juga pandangan di antara para cendekiawan bahwa ketiga harta keramat mewakili perpaduan dari kelompok-kelompok pribumi kuno Jepang dengan para pendatang baru.

Berdasarkan teori itu, katanya, ketiga harta keramat adalah simbol bahwa kaisar harus menyatukan kelompok-kelompok etnis tanpa diskriminasi.

Namun ia menambahkan bahwa pada abad ke-20, istilah "tiga harta" juga mengambil makna yang sedikit lebih praktis, yaitu ungkapan untuk tiga benda yang sangat penting bagi kehidupan orang Jepang: TV, kulkas, dan mesin cuci.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved