Rabu, 1 Oktober 2025

Kekaisaran Jepang: Tiga harta karun kekaisaran yang misterius

Tiga artefak yang kaya akan mitos dan diselimuti kerahasiaan berperan penting dalam penobatan kaisar baru Jepang Naruhito.

Putra Mahkota Naruhito secara resmi naik takhta menjadi kaisar baru Jepang, setelah ayahnya Kaisar Akihito turun takhta.

Prosesi turun dan naik takhta melibatkan upacara Shinto yang sangat simbolis, yang berpusat pada tiga benda – cermin, pedang dan permata – dikenal sebagai Harta Karun Kekaisaran.

Kenji-to-Shokei-no-gi - atau Upacara untuk Mewarisi Harta Karun Kekaisaran - dimulai pukul 10.15 waktu setempat, atau sekitar pukul 08.15 WIB.

Para bangsawan perempuan tidak diizinkan berada di sana sehingga Permaisuri Masako, istri Kaisar Naruhito, tidak hadir.

Naruhito, 59, dihadirkan dengan dua benda - replika pedang dan permata - yang diturunkan dari generasi ke generasi kaisar dan dipandang sebagai simbol kekuatan kekaisaran.

Ada satu objek tambahan, cermin, dan bersama-sama ketiganya membentuk Harta Karun Kekaisaran.

Asal-usul dan keberadaan benda-benda misterius tersebut diselimuti kabut misteri, tetapi mitos tentang mereka bertebaran di sepanjang sejarah dan budaya pop Jepang.

Kenapa Harta Karun Kekaisaran begitu penting?

Agama nasional tidak resmi Jepang, Shinto, sangat mementingkan ritual untuk menjaga hubungan dengan masa lalu dan roh-roh yang campur tangan dalam kehidupan manusia.

Kaisar Akihito diikuti pendeta Shinto yang membawa Harta Karun Kekaisaran di istana (1990).
Getty Images
Ketiga harta karun digunakan dalam upacara kenaikan takhta, tapi tidak pernah diperlihatkan.

Harta Karun Kekaisaran adalah bagian dari ini. Mereka diceritakan diturunkan dari para dewa melalui generasi kaisar yang dipandang sebagai keturunan langsung mereka. Dengan tidak adanya mahkota kekaisaran, benda-benda itu bertindak sebagai simbol kekuatan kekaisaran.

Tetapi mereka dianggap begitu sakral, hingga disembunyikan dari dunia luas.

"Kami tidak tahu kapan mereka dibuat. Kami belum pernah melihat mereka," Profesor Hideya Kawanishi dari Universitas Nagoya mengatakan kepada BBC.

"Bahkan Kaisar belum pernah melihat mereka."

Bahkan barang-barang tersebut bahkan tidak akan hadir di acara penobatan – replika (yang masih belum terlihat) akan digunakan, dan barang aslinya – jika memang bisa dibilang begitu – tetap disimpan di berbagai kuil di seluruh negeri.

Yata no Kagami - cermin keramat

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved