Diagnosis autisme pada perempuan lebih rendah karena 'bias gender'
Ratusan ribu perempuan di dunia harus hidup dengan autisme tanpa pernah didiagnosa; menurut berbagai studi, dari 17 orang yang didiagnosa mengalami
"Banyak perempuan autis sangat pendiam, pemalu dan introvert," kata Alis Rowe, seorang penulis dan pengusaha Inggris.
Kerap, kata Alis, "perempuan-perempuan ini beserta masalah mereka bisa 'tak terlihat' di mata orang lain."
Alis dinyatakan autistik ketika ia masih muda. Ia adalah satu dari sedikit perempuan yang didiagnosis dengan autisme.
Spektrum gangguan autisme (atau Autism Spectrum Disorder, ASD) merupakan gangguan seumur hidup yang mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Tingkat kapasitas intelektual pada individu yang mengalami ASD sangat beragam.
Diperkirakan satu dari 160 anak seluruh dunia mengalami ASD, dan menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO), tapi ada kesenjangan amat jauh dalam diagnosis berdasarkan gender.
Di Inggris Raya, angka resmi mengindikasikan ada sekitar 700.000 orang dengan autisme dalam berbagai spektrum, dengan perbandingan kasar sepuluh laki-laki berbanding satu perempuan. Kajian lain menyatakan perbandingan itu di seluruh dunia mencapai 16:1.
Bagaimana jika parameter untuk melakukan diagnosa itu bias gender? Carol Povey, direktur British National Autistic Society's Centre for Autism, menyatakan bahwa mulai ada pengakuan terhadap masalah ini.
Riset ilmiah terbaru di Inggris – yang secara khusus dirancang untuk mendeteksi karakteristik autistik pada perempuan – menyatakan perbandingan sesungguhnya bisa mencapai 3:1.
Jika angka ini benar, maka ratusan ribu perempuan di seluruh dunia hidup dengan persoalan itu tanpa menyadarinya sama sekali.
Mengenali kondisi

"Saya tidak didiagnosa hingga saya berumur 22 tahun," kata Alis.
"Saya menghabiskan seluruh hidup saya dengan bertanya-bertanya mengapa saya 'berbeda', dan merasa takut dengan perasaan itu. Itu membuat saya berusaha untuk bisa diterima dan berhenti menjadi berbeda."
Namun ketika ia didiagnosis autisme, hidup Alis berubah.
"Diagnosis ini membuat saya punya istilah yang bisa menjelaskan alasan kenapa saya berbeda. Mengerikan sekali menjadi berbeda serta tak bisa menjelaskannya. Kamu berpikir bahwa kamu benar-benar sendirian."