Sabtu, 4 Oktober 2025

Setelah Ethiopian Airlines dan Lion air jatuh, Boeing kurangi produksi model 737

Perusahaan Boeing untuk sementara waktu memangkas produksi model pesawat 737 yang merosot penjualannya akibat insiden jatuhnya pesawat Ethiopian

Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan ada kemiripan antara peristiwa Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Dalam jumpa pers sebelumnya, Boeing menegaskan pemutakhiran ini bukanlah pengakuan bahwa sistem tersebut yang menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines.

Kesulitan apa yang dihadapi Boeing?

Kecelakaan yang menimpa pesawat maskapai Ethiopian Airlines ET302 menyebabkan maskapai di seluruh dunia "tidak menerbangkan" pesawat 737 Max.

Boeing 737
Reuters
Perusahaan ini juga mendapat cecaran pertanyaan mengapa mereka tidak melakukan larangan terbang terhadap model 737 Max lebih awal setelah insiden di Indonesia.

Badan Penerbangan Federal AS (FAA) merupakan badan keselamatan penerbangan terakhir yang menangguhkan penerbangan pesawat Boeing 737 Max, sehingga muncul tuduhan mereka memiliki kedekatan dengan Boeing.

Perusahaan ini juga mendapat cecaran pertanyaan mengapa mereka tidak melakukan larangan terbang terhadap model 737 Max lebih awal setelah insiden di Indonesia.

Beberapa negara —termasuk Indonesia, Inggris dan Cina—telah melarang pengoperasian Boeing 737 Max menyusul jatuhnya pesawat jenis ini di Ethiopia dan Indonesia. Sejumlah maskapai kemudian membatalkan pemesanan model ini.

Setelah pernyataan itu, saham Boeing turun lebih dari 1% dalam neraca perdagangan setelah berakhirnya jam kerja.

Bagaimana reaksi para korban?

Pihak Boeing telah meminta maaf pada Kamis atas insiden dua kecelakaan tersebut, namun langkah ini belum memuaskan sebagian keluarga korban yang mempertanyakan mengapa Boeing tidak bertindak untuk menerbangkan model pesawat itu

Ayah dari pilot Ethiopian Airlines, Dr Getachew Tessema, mengatakan kepada BBC bahwa permintaan maaf itu "sudah terlambat".

Pilot Yared Getachew, 29 tahun, memiliki pengalaman terbang lebih dari 8.000 jam ketika dia menjadi korban meninggal dalam kecelakaan itu.

"Saya sangat bangga dengan putra saya dan copilotnya," katanya kepada wartawan BBC Emmanuel Igunza.

Boeing 737
BBC
Ayah dari pilot Ethiopian Airlines, Dr Getachew Tessema, mengatakan kepada BBC bahwa permintaan maaf itu "sudah terlambat".

"Sampai menit-menit terakhir, mereka telah berbuat maksimal, tetapi sayangnya mereka tidak dapat mengendalikannya," ungkapnya.

"Saya sama-sekali tidak menyesali posisinya sebagai pilot. Dia gugur dalam tugasnya."

Tessema menyalahkan kesalahan langsung dari pihak Boeing, yang disebutnya tidak menghentikan operasional 737 Max setelah kecelakaan di Indonesia.

"Mengapa mereka membiarkan model itu tetap terbang? Karena mereka takut kalah bersaing. Mereka ingin menjual sebanyak mungkin tiket. Kehidupan manusia tidak ada artinya."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved