Minggu, 5 Oktober 2025

Huawei: Kisah perjalanan perusahaan kontroversial yang dituduh sebagai mata-mata Cina

Perjalanan Huawei menjadi perusahaan perangkat telekomunikasi terbesar di dunia sangat panjang. Kini, keberadaannya ditentang AS yang menuduhnya

Dalam waktu dekat, jaringan internet 5G akan tersebar di mana-mana.

Huawei adalah pionirnya, tetapi kini dituduh menjadi gerbang bagi Cina untuk memata-matai negara-negara Barat.

Apakah benar demikian? Atau Huawei merupakan korban dari rumor tak menguntungkan tersebut?

Peretasan misterius?

Markas Uni Afrika (AU) di Addis Ababa tampak seperti pesawat luar angkasa yang berkilauan di tengah cahaya matahari.

Dengan gedung pencakar langit yang berdiri di sampingnya, markas tersebut tampak mencolok di ibu kota Etiopia.

Sapaan salam dalam bahasa Mandarin menyambut pengunjung saat memasuki elevator, pohon-pohon palem plastik menahan logo Bank Pembangunan Cina.

Markas Uni Afrika di Addis Ababa
BBC
Markas Uni Afrika di Addis Ababa

Di mana-mana, terdapat indikasi kecil yang mengatakan bahwa bangunan tersebut memungkinkan dibangun berkat bantuan dana asal Cina.

Pada tahun 2006, Beijing menjanjikan dana sebesar US$200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun untuk membangun markas itu. Selesai dibangun tahun 2012, segalanya dibangun khusus oleh Cina - termasuk sistem komputer yang canggih.

Selama beberapa tahun, bangunan tersebut menjadi kebanggaan atas kedekatan hubungan Afrika dengan Cina.

Perdagangan meningkat signifikan selama dua dekade terakhir, tumbuh sekitar 20% per tahun, menurut catatan konsultan internasional McKinsey. Cina adalah sekutu ekonomi terbesar Afrika.

Selesai dibangun tahun 2012, gedung markas Uni Afrika ini jadi kebanggaan akan kedekatan hubungan Afrika dengan Cina
BBC
Selesai dibangun tahun 2012, gedung markas Uni Afrika ini jadi kebanggaan akan kedekatan hubungan Afrika dengan Cina

Namun pada bulan Januari 2018, surat kabar berbahasa Perancis Le Monde Afrique menulis berita menghebohkan.

Mereka melaporkan bahwa sistem komputer Uni Afrika telah disusupi.

Surat kabar tersebut - yang mengutip sejumlah sumber - menyatakan bahwa selama lima tahun, setiap malam antara tengah malam hingga pukul 2 dini hari, data dari server Uni Afrika ditransfer ke server di kota berjarak 8.000 kilometer dari Addis Ababa: Shanghai.

Hal tersebut diduga terus berlangsung selama 1.825 hari berturut-turut.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved