Sabtu, 4 Oktober 2025

Polar vortex: Bagaimana warga AS bekerja di suhu minus 54 derajat celcius

Cuaca dingin ekstrem melanda Amerika Serikat, bahkan menewaskan sejumlah orang. Namun sebagian pekerja harus tetap bergelut dengan dingin karena

Sarah khawatir dan deg-degan kala harus berpergian di suhu dingin.

"Saya membawa selimut di mobil, satu tas berisi kebutuhan selama satu malam, dan beberapa lapis baju untuk aktivitas sekitar 20 menit di luar ruangan," ujarnya.

Sarah bekerja di tim yang menerima pasien via ambulans di pintu kedatangan rumah sakit.

"Terkadang itu bukanlah proses yang singkat, jadi kami harus berinovasi agar pasien dan diri kami tetap hangat."

"Namun kondisi darurat medis terjadi dalam cuaca apapun. Jadi kami harus tetap berada di sini untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan kesehatan."

Meski menyebut cuaca dingin sebagai tantangan, Sarah mengaku penasaran merasakan seberapa jauh cuaca akan terus dingin.

'Semakin dingin semakin baik'

Tidak semua orang mengkhawatirkan cuaca dingin ekstrem. Dave Giacomin justru senang temperatur udara jatuh.

Dave adalah pendaki es yang menyediakan jasa pendampingan bagi orang-orang yang hendak menaiki gunung.

"Saya tengah mempersiapkan pendakian besar ke Gunung Katahdin di Taman Nasional Baxter di Maine," ujarnya.

"Cuaca dingin seperti ini bagus untuk saya. Semakin dingin, maka akan semakin baik."

Dave terbiasa menghadapi cuaca dingin dan menyebut kondisi saat ini belum terlalu buruk. "Sangat relatif," kata dia.

Dave paham tidak semua orang mau mengadu nasib di luar ruangan dalam kondisi dingin.

"Masyarakat melihat yang saya lakukan dan mereka menyebut saya gila. Namun saya lihat orang-orang duduk di dalam ruangan dan menilai merekalah yang gila."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved