Dapatkah perundingan AS dan Taliban hasilkan perdamaian yang lama hilang di Afganistan?
Empat perundingan damai Afganistan sebelum ini buntu. Akankah negara ini merasakan damai yang hilang belasan tahun lalu?
Sementara pejabat Taliban lainnya berkata kepada BBC, setelah kesepakatan dengan AS diteken, mereka akan meminta negara lain serta sejumlah organisasi internasional menjadi penjamin realisasi perdamaian.

Bagaimana proses gencatan senjata?
AS dan Taliban menyebut pembicaraan lanjutan dibutuhkan untuk menyelesaikan sejumlah persoalan besar.
Yang masih belum jelas adalah bagaimana gencatan senjata turut dituntaskan dalam perundingan yang tengah berlangsung.
Taliban sepertinya menganggap gencatan senjata baru dapat dilakukan jika tenggat waktu penarikan pasukan militer asing telah disetujui.
Pejabat tinggi Taliban lainnya menyebut pihaknya was-was jika gencatan senjata disepakati sebelum keputusan jelas tentang perdamaian. Menurutnya, Taliban bakal sulit meyakinkan milisi mereka untuk kembali bertempur setelah gencatan senjata diumumkan.
Persoalan krusial lainnya adalah waktu yang tepat bagi Taliban memulai pembicaraan langsung dengan pemerintah Afganistan. Petinggi Taliban berkata, komite yang dibentuk di Qatar akan memberi usulan terbaik terhadap isu ini.
Sejauh ini para pemberontak hanya berhubungan dengan AS. Mereka menolak pemerintahan Afganistan di bawah Presiden Ashraf Ghani, yang mereka tuding sebagai 'wayang'.

Apa tanggapan pemerintah Afganistan?
Dalam pernyataan tegas yang diutarakan pada perhelatan World Economy Forum (WEF) di Swiss pekan lalu, Ashraf Ghani menyebut 45 ribu tentara Afganistan tewas sejak ia menjabat tahun 2014.
"Ini menunjukkan siapa yang sebenarnya bertempur," kata Ghani.
Ketika ditanya tentang kemajuan perundingan di Qatar, Ghani menyebut tujuan pertemuan itu adalah mempertemukan pemerintahannya dan Taliban dalam perbincangan empat mata.
Ghani menilai, persoalan besar seperti keberadaan AS di Afganistan dan isu internasional lainnya baru akan dituntaskan setelah urusannya dengan Taliban selesai.
Banyak pengamat menginterpretasikan pernyataan itu sebagai kekecewaan Afganistan yang tak dilibatkan dalam upaya penyelesaian konflik.
Adapun, Presiden AS Donald Trump diyakini bakal semakin jengah karena tentara negaranya terus-menerus berada di Afganistan. Zalmay Khalilzad, utusan khusus AS untuk rekonsiliasi Afganistan dalam perundingan di Qatar, dinilai memahami kemasygulan ini.
Penilaian itu terlihat saat Khalilzad bercuit di Twitter bahwa tengah menuju Kabul untuk memberi pengarahan singkat kepada Ghani. Ia menyebut kesepakatan apapun yang akan dicapai harus memuat poin dialog antarpihak di Afganistan.