Remaja Saudi yang kabur setelah keluar dari Islam mendapat suaka di Kanada
Terancam hukuman mati jika kembali ke Arab Saudi, kini Rahaf Mohammed al-Qunun terbang ke Kanada untuk menyelamatkan diri.
Jumat (11/01), Tak lama sebelum menutup akunnya, Qunun menulis di Twitter bahwa ia menerima berita baik dan buruk. Sejumlah koleganya yakin, Qunun menerima ancaman pembunuhan.
Pernahkah ini terjadi sebelumnya?
Ya. Kasus Qunun mengingatkan publik pada kejadian yang menimpa perempuan Saudi yang baru saja tiba di Australia, April 2017.
Dina Ali Lasloom dalam perjalanan dari Kuwait, lewat Filipina. Namun ia tertangkap dan dibawa kembali ke Saudi oleh keluarganya.
Perempuan 24 tahun itu menggunakan ponsel seorang turis Kanada untuk mengirim pesan video ke Twitter, bahwa ia terancam dibunuh oleh keluarganya.
Setelah kembali ke negaranya, nasib Lasloom tidak diketahui.
'Rahaf menginspirasi'
'Sara', perempuan Saudi yang berbicara pada BBC World Service
Qunun adalah pemberi inspirasi. Namun dia bukan yang pertama kali mengalami kondisi ini dan tentu saja bukan yang terakhir,
Yang kami hadapi sangatlah mengerikan. Kami memikirkan ini setiap hari karena perempuan di Saudi tak tahu rasanya keluar dari rumah. Kami tidak tahu arti kemerdekaan.
Ayah menahan paspor saya setiap saat. Saat kami pergi ke hotel, ayah meletakkan paspor saya di dekatnya.
Sayangnya, yang terjadi saat ini bukanlah revolusi. Setiap perempuan Saudi ingin berbicara tentang ini di Twitter, bahwa dia telah kabur atau menggunakan akun paslu seperti saya.
Beberapa orang mengirim pesan pada saya atau pesan langsung (DM) di Twitter, agar saya menggunakan identitas asli, agar saya berani.
Kami tidak ingin lagi berada di bawah perwalian laki-laki. Saya ingin keluar rumah, minum kopi di Starbucks. Saya tidak harus pergi bersama keluarga. Ini terlalu kejam bagi kami.