Sabtu, 4 Oktober 2025

Kabur dari keluarga dan mengaku keluar dari Islam, kasus perempuan Saudi ditangani badan pengungsi PBB

Seorang perempuan muda Arab Saudi, Rahaf Mohammed al-Qunun, bersikukuh tidak mau kembali ke keluarganya karena mengaku jiwanya terancam setelah

Seorang pejabat Kedutaan Saudi di Bangkok membantah keterlibatan pemerintah Saudi terkait penahanan perempuan muda tersebut.

"Kedutaan tidak memiliki wewenang untuk menangkap (siapa pun) di bandara atau di tempat lain," kata Abdellilah al-Shaayibi kepada situs berita Sabq.

"Dia dihentikan oleh otoritas bandara karena dia melanggar hukum Thailand," katanya.

Seorang pejabat kepolisian Thailand, Mayor Jenderal Surachate Hakparn mengatakan kepada BBC bahwa Rahaf Mohammed al-Qunun kabur dari pernikahan.

Karena dia tidak memiliki visa untuk memasuki Thailand, menurutnya, polisi melarangnya memasuki wilayah negara itu.

Otoritas Thailand kerja sama dengan Saudi?

Jenderal Surachate mengaku dia tidak mengetahui adanya penyitaan paspor yang bersangkutan oleh otoritas Saudi.

Sementara itu, kepala imigrasi Thailand, Surachate Hakparn, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kasus itu adalah "masalah keluarga" dan remaja itu "tidak memiliki dokumen lain seperti tiket pulang atau uang".

Bangkok airport
Reuters
Rahaf Mohammed al-Qunun said her passport was seized at Bangkok airport

Namun, wakil direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson, mengatakan kepada BBC: "Agaknya pemerintah Thailand membuat cerita bahwa ia mencoba mengajukan permohonan visa dan ditolak ... pada kenyataannya, dia memiliki tiket untuk pergi ke Australia, dia tidak ingin memasuki Thailand sejak awal."

Dia berargumen bahwa pihak berwenang Thailand secara jelas telah bekerja sama dengan Arab Saudi karena pejabat Saudi dapat mendatangi pesawat yang ditumpangi Rafat ketika mendarat di Bangkok.

Rahaf Mohammed al-Qunun mengatakan kepada BBC bahwa dia sekarang berada di sebuah hotel di area transit bandara.

Dia berkata: "Saya berbagi cerita dan foto saya di media sosial dan ayah saya sangat marah karena saya melakukan ini ... Saya tidak bisa belajar dan bekerja di negara saya, jadi saya ingin bebas dan belajar dan bekerja seperti yang saya inginkan."

'Saya khawatir keluarga saya akan membunuh saya'

Rahaf menulis di akun Twitternya bahwa dia memutuskan membeberkan identitasnya dengan detil karena dia merasa "tidak ada yang salah" dengan tindakannya.

Dia juga membagikan foto paspornya "karena saya ingin Anda tahu saya nyata dan ada".

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved