Laki-laki korban KDRT: 'Ia kuasai uang saya, ia yang tentukan kapan saya bisa makan'
Seorang kepala rumah tangga di Inggris selama bertahun-tahun menjadi korban kekerasan rumah tangga. Gajinya langsung diambil dan ia dilarang
Dean, bukan nama sebenarnya, selama bertahun-tahun menjadi korban kekerasan rumah tangga.
"Dia sangat menguasai kehidupan saya. Setiap kali saya menerima gaji, ia langsung mengambilnya dari bank," kata Dean, dalam acara BBC Victoria Derbyshire.
"Dia juga sering melempar barang-barang ke muka saya...," ungkap Dean.
Dean tak tahan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pasangan dan tinggal di satu rumah singgah.
Ia mengatakan kekerasan yang ia alami lebih sering berupa kekerasan verbal.
"Ia sering berteriak ke saya, selain juga melempar barang, seperti piring ke muka. Saya punya bekas luka di kepala terkena lemparan piring," katanya.
- KDRT tertinggi dalam kekerasan atas perempuan di Indonesia
- RUU Rusia golongkan KDRT bukan tindak kriminal
- Ni Putu Kariani: Kasus suami 'potong' kaki istri di Bali bagian dari 'gunung es' KDRT
Dan dirujuk ke rumah singgah Northamptonshire Domestic Abuse Service (NDAS) atas rujukan rumah sakit setelah ia tiba-tiba saja jatuh pingsan di kantor.
Ia mengatakan ia pingsan karena dilarang makan oleh pasangannya dan ia mengalami dehidrasi.

"Saya tak boleh makan di rumah," kata Dean.
Di Inggris, diperkirakan satu dari enam laki-laki menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, namun jumlah yang mencari pertolongan sangat minim.
Dean mengatakan dirinya selama ini tidak mencari pertolongan karena ia tak pernah mengira ada lembaga yang memberi bantuan bagi korban-korban kekerasan dalam rumah tangga.
Menganggap bukan korban
Matthew Cunningham, staf yang bekerja di rumah singgah, mengatakan bisa dipahami jika laki-laki yang menjadi korban kekerasan rumah tangga tidak melaporkan diri atau meminta bantuan.
"Memang tak banyak yang memberi perhatian atas masalah ini," kata Cunningham.
"Kaum laki-laki tak menganggap mereka sebagai korban, mereka tak sadar bahwa kasus yang mereka hadapi adalah kekerasan dalam rumah tangga dan karenanya tidak meminta bantuan," katanya.
- Kenapa perempuan bertahan dalam hubungan yang mengandung kekerasan?
- Kongres ulama perempuan: "Poligami bukan tradisi Islam"