Bentrokan di Paris: 'Protes warga Prancis bukan hanya soal harga BBM'
Beragam kalangan, dari kelompok kiri dan kanan, bahkan pendukung Presiden Macron, turun ke jalan memprotes berbagai kebijakan pemerintah Prancis
Kelompok orang yang mendukung Presiden Macron pun dilaporkan turut mendukung protes massal ini.
Penggalangan massa ini adalah sinyal bahwa Macron gagal mengembalikan kepercayaan publik terhadap politikus. Dan ketimpangan terus terjadi.
Para pengunjuk rasa yang terlibat kerusuhan dengan polisi Sabtu kemarin bukanlah warga negara yang termarjinalkan, tapi mereka yang mengklaim berjuang meski bekerja, yang merasa tak tahan dengan persoalan ekonomi Prancis, terutama saat kalangan kelas atas mendapatkan keringanan pajak.
Pemerintah Prancis menuding kelompok ultra-kanan berada di balik kekerasan di Paris. Tapi sebenarnya ada pula warga awam, baik yang turun ke jalan maupun tidak, yang mendukung Gerakan Rompi Kuning.
Keberagaman dan demokrasi Prancis selama ini telah menjadi kekuatan masyarakat negara itu, tapi juga membuat tujuan publik tak jelas serta sulit dikontrol.

Mengapa banyak pengemudi ikut dalam unjuk rasa?
Harga bahan bakar diesel, yang paling banyak dikonsumsi di Prancis, meningkat hingga 23% selama 12 bulan terakhir. Harga bahan bakar ini mencapai titik tertinggi sejak dekade 2000-an, di angka 1,5 euro atau Rp24 ribu per liter.
Harga minyak dunia belakangan sempat naik sebelum akhirnya kembali turun. Namun pemerintah Prancis justru meningkatkan pajak hidrokarbon menjadi 7,6 sen per liter untuk bahan bakar diesel dan 3,9 sen untuk premium.
Kebijakan itu diklaim untuk mendukung mobil dan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Keputusan pemerintah menaikkan 6,5 sen untuk diesel dan 2,9 sen untuk premium pada 1 Januari lalu dianggap sebagai hal yang tak dapat ditoleransi lagi.
Macron selama ini menyalahkan harga minyak dunia sebagai dalang kenaikan BBM di Prancis. Di sisi lain, dia menyebut kenaikan pajak bahan bakar fosil vital untuk investasi energi terbarukan.
Kisruh di luar Paris
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Prancis, setidaknya 100 ribu orang mengikuti sekitar 1.600 unjuk rasa di seantero negara itu, Sabtu kemarin.
Sebagian besar demonstrasi berlangsung damai, kecuali di Paris, yang melibatkan 8.000 pengunjuk rasa.
Di berbagai kota lain di Prancis, pembatasan jalan dipasang untuk memperlambat lalu lintas. Sejumlah loket tol dilaporkan diambil paksa oleh warga sehingga masyarakat dapat masuk tanpa membayar tiket.
Secara umum, 130 orang ditangkap polisi akibat kejadian itu.