Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa tsunami Palu: Masyarakat Inggris galang dana Rp300 miliar

Hanya dalam tempo dua minggu, dana yang disumbangkan masyarakat Inggris untuk penanganan korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi

Foto bocah dengan perban di pipi yang sedang mendapat perawatan dari tim medis terpampang di berbagai tempat di Inggris sejak 4 Oktober lalu.

Bocah laki-laki berusia tujuh tahun itu merupakan korban bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan daerah-daerah sekitarnya di Sulawesi Tengah, pada 28 September silam.

Foto sang bocah sengaja ditampilkan dalam iklan penggalangan dana untuk korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah. Dalam tempo sekitar dua minggu, penggalangan dana telah mencapai £15 juta atau sekitar Rp300 miliar.

Dalam peluncurannya, seruan penggalangan dana disiarkan oleh stasiun-stasiun radio dan televisi, termasuk BBC, di antaranya menayangkan skala kerusakan, korban, potensi bencana kemanusiaan lanjutan bagi korban selamat, dan ajakan untuk menyumbang melalui berbagai cara; SMS, telepon, online.

Penggalangan langsung

Iklan itu menyebutkan: "£5 (Rp100.000) dapat menyediakan air bersih bagi seorang korban hidup selama satu bulan, £20 (Rp400.000) dapat mencukupi makanan bagi satu keluarga beranggotakan lima orang selama dua minggu."

Penggerak penggalangan dana adalah DEC, Komite Darurat Bencana yang merupakan aliansi 14 badan amal dan LSM Inggris, antara lain Islamic Relief, Oxfam, British Red Cross, serta Save the Children.

Selain melalui iklan di media dan iklan di tempat-tempat umum, penggalangan dana juga dipungut secara langsung oleh para relawan dari 14 badan amal di bawah payung DEC.

Mereka muncul di gereja, masjid, sekolah, bandar udara, stasiun kereta. Pada Selasa pagi (16/10), saya menemui seorang relawan di Stasiun Monument di salah satu kawasan keuangan di London.

"Saya membantu LSM Islamic Relief sebagai bagian dari DEC atau Komite Darurat Bencana untuk menggalang dana bagi krisis darurat yang saat ini terjadi di Indonesia," jelas Hosaam Safdar.

Ia adalah seorang mahasiswa sebuah universitas di ibu kota Inggris dan menyisihkan waktu menggalang dana di sela-sela jam kuliahnya.

"Saya berharap dapat menggalang dana sebanyak mungkin, tapi jujur saja ini tidak masalah berapa besar uang yang terkumpul. Tapi yang penting adalah sumbangan ini bermanfaat bagi warga di Indonesia."

"Secara umum, dengan penggalangan sumbangan seperti ini kita dapat mengumpulkan uang antara £200, £300 hingga £1.000 sehari," ungkapnya.

Dapat Rp4 juta hingga Rp20 juta sekali menggalang dana di tempat umum

Jika uang itu dikurskan ke rupiah, Hosaam Safdar dapat mengumpulkan uang sekitar Rp4 juta hingga Rp20 juta sekali menggalang dana di tempat umum seperti di stasiun kereta bawah tanah ini.

Tetapi ketika saya menemuinya selama sekitar 30 menit, tampak hanya dua orang yang memberikan sumbangan uang receh.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved