Bisa ancam nyawa, cetak biru pistol plastik rakitan diblokir di Amerika Serikat
Seorang hakim di Amerika Serikat memblokir cetak biru pistol plastik yang bisa dibuat dengan printer tiga dimensi karena dikhawatirkan dapat
"Segala sesuatu yang kami minta telah dipenuhi oleh Hakim Lasnik," katanya.
Dia kemudian meminta Presiden Trump agar putusan pengadilan ini dapat digunakan untuk menghukum "siapa saja yang menyebarkan cetak biru pistol plastik ke publik".
Jaksa Agung Massachusetts, Maura Healey, meminta semua pengadilan di Amerika untuk menolak mengizinkan rilis cetak biru pistol hasil rakitan printer tiga dimensi.
"Saya rasa hampir semua orang di negara ini tidak setuju jika kita bisa ke supermarket, membeli printer tiga dimensi, dan mencari cetak biru dan kemudian bisa membuat sendiri senjata api," kata Healey.
Ia menambahkan bahwa ini juga terkait dengan keamanan nasional, karena pada dasarnya, apa yang dilakukan pemerintah Trump memungkinkan penjahat dan teroris merakit sendiri senjata di rumah.
"Ini jelas keliru. Makanya kami puas dengan keputusan pengadilan. Kami berharap jika ada gugatan di masa depan, saya berharap pengadilan akan mengeluarkan keputusan yang sama," katanya.
Sebelum cetak biru pistol plastik itu dirilis ke publik, pada Selasa, Presiden Trump dalam pesan Tweeternya mengatakan masalah itu "tampaknya tidak masuk akal".
Namun pendiri perusahaan Defense Distributed, Cody Wilson mengatakan kepada BBC bahwa pistol plastik hasil cetakan tiga dimensi itu bukanlah ancaman bagi keselamatan publik.
"Saya belum melihat kemungkinan adanya aksi kejahatan dengan menggunakan pistol itu," katanya.
"Sejauh yang saya tahu hanya satu orang yang pernah ditangkap karena senjata ini dan itu adalah pria Jepang yang ingin tahu cara pembuatannya."
Bagaimana cara membuat pistol plastik?
Penjelasannya diawali pada tahun 2013 ketika Wilson, seseorang yang menyebut dirinya crypto-anarchist, memamerkan cetak biru pistol tiga dimensi yang pertama di dunia.
Dalam dokumen miliknya, Wilson menunjukkan cara pembuatan pistol tiga dimensi yang cetak birunya tersedia di situs Defense Distributed dan sudah diunduh ratusan ribu kali.
Kenyataan ini kemudian membuat Departemen Luar Negeri AS memerintahkan untuk memblokir situs tersebut.
Setelah selama empat tahun melakukan upaya hukum, perusahaan Defense Distributed bekerja sama dengan Second Amendment Foundation - yang membela hak kepemilikan senjata, menuntut Departemen Luar Negeri.