Sabtu, 4 Oktober 2025

Digempur Militer Israel, Pasukan 'Mengerikan' Pembela Palestina ini Malah Semakin Tangguh dan Kuat

Perlawanan mereka makin merugikan Israel ketika mulai menggunakan taktik serangan mengerikan ini.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-inlihat foto Digempur Militer Israel, Pasukan 'Mengerikan' Pembela Palestina ini Malah Semakin Tangguh dan Kuat
IST
Anggota Hizbullah

Untuk menghancurkan kekuatan tempur Hizbullah di Lebanon Selatan, militer Israel kemudian melancarkan serbuan udara dan gempuran artileri secara besar-besaran.

Tujuan serangan yang menghancurkan infrastruktur Lebanon dan banyak menimbulkan korban jiwa warga sipil itu adalah agar penduduk Lebanon menyalahkan keberadaan Hizbullah.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya, penduduk Lebanon malah marah kepada Isarel yang telah menerapkan perang secara membabi buta dan malah makin bersimpati terhadap Hizbullah.

Serangan roket Katyusha yang ditembakkan para pejuang Hizbullah pun makin banyak menghujani wilayah Israel Utara dan mulai memakan korban.

Israel sebenarnya kebingungan menghadapi roket Katyusha yang dari sisi teknologi termasuk sederhana dan sama sekali tidak menggunakan sistem pemandu.

Jika roket Katyusha ditembakkan akan terdengar suara nyaring disusul sirene pertanda bahaya serangan roket yang menggema di wilayah Israel Utara.

Penduduk Israel pun katakutan dan berusaha mencari tempat berlindung sambil menunggu jatuhnya roket yang sasarannya apa saja itu.

Warga Israel jelas merasa terteror atas serangan roket yang bertubi-tubi itu.

Karena frustrasi militer Israel pada tahun 1993 pun kembali melancarkan serangan udara dan artileri secara brutal ke Lebanon Selatan.

Tujuannya serangan itu adalah membuat penduduk Lebanon Selatan mengungsi ke Lebanon Utara (Beirut) sekaligus berharap agar pasukan Suriah dan Libanon mengekang sepak terjang para pejuang Hizbullah.

Namun, akibat serangan brutal itu, Israel justru mendapat tekanan dunia internasional dan diminta segera menghentikan serangan.

Sebaliknya para pejuang Hizbullah pamornya makin naik dan terus saja menyerang wilayah Israel menggunakan roket Katyusha yang sudah di up grade sehingga jarak tembaknya makin jauh.

Sepak terjang para pejuang Hizbullah jelas membuat Pemerintah Israel makin frustasi.

Pada bulan November 1995 kembali terjadi guncangan hebat di dalam negeri Israel setelah PM Israel, Yitshak Rabin tewas ditembak oleh seorang ekstremis Yahudi.

Rabin kemudian diganti oleh PM Simon Peres, yang dalam pemerintahannya banyak dipengaruhi oleh tokoh militer dan kaum garis keras Yahudi.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved