Jumat, 3 Oktober 2025

Laut China Selatan Memanas, Vietnam Pasang Peluncur Rudal di Wilayah Sengketa

Hanoi menempatkan beberapa peluncur rudal ke lima pangkalan di sekitar kepulauan Spratly

Editor: Hendra Gunawan
BBC/UNCLOS/GOOGLE MAP
Peta wilayah sengketa di Laut China Selatan. 

Sejumlah analis militer mengatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pertahanan Vietnam yang paling besar terkait sengketa wilayah Laut China Selatan.

AP Kapal patroli Vietnam (kiri) terlibat tembak menembak meriam air dengan kapal China di perairan sengketa Laut China Selatan, Senin (12/5/2013).

Hanoi ingin menempatkan peluncur tersebut di tengah naiknya ketegangan menjelang pembacaan keputusan pengadilan arbitrase internasional di Den Haag atas sengketa wilayah antara Filipina dengan China.

Pada Juli lalu, Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, telah memutuskan bahwa China tidak mempunyai hak atas untuk mengklaim seluruh wilayah perairan Laut China Selatan.

Keputusan PCA itu ditolak mentah-mentah oleh Beijing, namun disambut oleh Filipina dan negara lain yang bersengketa di kawasan, termasuk Vietnam. Barat dan AS mendukung PCA.

Kementerian Pertahanan China mengatakan, militer terus memantau situasi di laut dan udara sekitar kepulauan Spratly.

“Kami berharap semua negara bergabung dengan China untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis untuk Reuters.

Amerika Serikat juga mengaku memantau keadaan. Washington terus mendesak agar semua pihak yang bersengketa di LCS untuk menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.

“Kami mendesak mereka untuk mengintensifkan upaya perdamaian dan solusi diplomatik untuk persoalan ini," kata Kementrian Luar Negeri AS.

Carl Thayer, pakar militer Vietnam di Akademi Pertahanan Australia, mengatakan, penempatan peluncur peluru kendali itu menunjukkan keseriusan tekad Vietnam menghalangi China.

"Landasan pacu China dan instalasi militer di Spratly merupakan tantangan langsung ke Vietnam, khususnya di perairan selatan dan udara," katanya.

Apa yang dilakukan Vietnam itu, kata Thayer, menunjukkan kesiapan dan keseriusan mereka menanggapi China.
"China tidak mungkin untuk melihat ini sebagai murni defensif, dan itu bisa menandai tahap baru militerisasi Spratly," kata dia.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved