Komandan Pasukan Elite Iran Ini Ternyata Tokoh Kunci di Balik Operasi Militer Rusia di Suriah
Soleimani juga kerap dijuluki Komandan pasukan bayangan (Shadow Commander) oleh media-media Barat.
Dalam pertemuan tersebut, Soleimani membentangkan peta pertempuran antara tentara pemerintah Suriah dan pemberontak, yang sudah mulai bergeser mendekati Tartus, kawasan pesisir Suriah.
Di sinilah, Soleimani memainkan kartu trufnya untuk mendesak Rusia.
Jenderal Iran ini sangat menyadari pentingnya Tartus bagi Rusia.
Tartus merupakan satu-satunya pangkalan militer Rusia di Timur Tengah. Tanpa Tartus, Rusia tak lagi punya pijakan di kawasan tersebut.
"Soleimani menempatkan peta Suriah di atas meja. Petinggi Rusia sangat khawati dan mencemaskan aset mereka di Suriah. Jenderal Iran itu meyakinkan mereka, masih ada peluang untuk membalikkan situasi," sebuah kata sumber Reuters.
Lobi Soleimani akhirnya berhasil. Hari-hari ini, dunia melihat pesawat dan rudal-rudal Rusia wara-wiri di langit Suriah.
Apa pentingnya Suriah bagi Iran? Banyak pihak yang hingga kini masih bertanya-tanya, alasan Teheran mati-matian mempertahankan Assad dari serangan pemberontak.
Ada dua alasan. Pertama, saat Perang Teluk 1, Suriah merupakan satu-satunya negara Timur Tengah yang mendukung Iran, ketika seluruh negara lain berada di belakang Irak.
Kedua, Keberlangsungan rezim Assad diperlukan Teheran untuk menjamin jalur pasokan senjata dan logistik yang mereka kirim kepada kelompok Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah merupakan "tangan" Teheran untuk memukul Israel, seperti yang terjadi pada tahun 2006.
Selain Hizbullah, Iran juga dicap negara Barat sebagai pendukung utama kelompok "radikal" di Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam.
Namun, suka atau tidak, hari ini negara-negara Barat harus mengakui stabilitas di Timur Tengah tak mungkin tercapai bila mereka mengabaikan Iran! (Reuters)