Jumat, 3 Oktober 2025

Korban Tewas Jadi 19 Orang di Rumah Sakit Akibat Serangan Udara AS ke RS Kunduz

Serangan yang terjadi sejak Sabtu pagi itu mengakibatkan bangunan rumah sakit dilalap api.

AP
Rumah Sakit MSF yang terbakar akibat serangan udara di Kunduz, Afganistan, Sabtu (3/10/2015) (AP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, KABUL -- Meningkat jumlah korban tewas menjadi 19 orang, termasuk 12 staf lokal, tewas ketika serangan udara yang diduga dilakukan AS menghantam sebuah rumah sakit di kota Kunduz, Sabtu (3/10/2015).

Organisasi amal Dokter Lintas Batas (MSF) mengklaim rumah sakit itu berulang kali dibombardir selama 30 menit meski Washington telah diberi informasi bahwa sasaran serangan adalah sebuah rumah sakit.

Serangan yang terjadi sejak Sabtu pagi itu mengakibatkan bangunan rumah sakit dilalap api.

Juru bicara MSF Kate Stegeman mengatakan korban tewas termasuk tujuh pasien dari unit perawatan intensif, diantara mereka tiga anak.

Sedangkan untuk korban luka-luka jumlahnya 37 orang, termasuk 19 anggota staf, dan 18 pasien dan pengasuh.

"Lima dari anggota staf yang terluka masih dalam kondisi kritis," katanya.

Namun, masih belum dapat dijelaskan tewasnya 12 staf lokal Rumah sakit apakah dibunuh oleh pasukan Taliban, atau pemerintah atau AS?

Yang jelas, seperti keterangan MSF, 30 orang masih hilang setelah kejadian.

Kementerian Pertahanan Afganistan menyampaikan rasa duka namun tetap membenarkan aksi militer yang dilakukan.

"Sekelompok teroris yang dilengkapi persenjataan ringan dan berat, menggunakan rumah sakit sebagai tempat untuk menyerang pasukan Afganistan dan warga sipil," demikian Kemenhan Afganistan.

Sementara itu, NATO tak menutup kemungkinan pasukan AS terlibat dalam serangan ke rumah sakit itu namun sejauh ini belum memberi komentar terkait pernyataan MSF.

"Pasukan AS menggelar serangan udara di Kunduz pada puluk 02.15 dini hari terhadap beberapa orang yang mengancam pasukan," demikian pernyataan NATO.

"Serangan itu kemungkinan mengakibatkan korban tak disengaja di rumah sakit di sekitar sasaran. Insiden ini masih dalam penyelidikan," tambah NATO.

Rumah sakit MSF merupakan sarana penyelamat medis utama di wilayah ini dan sudah berjalan "melebihi kapasitas" dalam beberapa hari terakhir karena pertempuran sengit saat Taliban sempat menguasai ibu kota Provinsi Kunduz selama beberapa hari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved