Wanita Ini Diperkosa, Dituduh Zina, Malah Dipenjara 12 Tahun, Lalu Disuruh Menikah Dengan Pemerkosa
Wanita Afganistan bernama Gulnaz ini menuntut keadilan. Sudah diperkosa, malah dituduh zina, dipenjara, kini disuruh menikah dengan pemerkosa.
TRIBUNNNEWS.COM - Kisah pilu terjadi pada perempuan asal Afganistan yang disebut dengan nama Gulnaz (bukan nama sebenarnya). Saat berusia 16 tahun, Gulnaz diperkosa oleh suami dari sepupunya sendiri.
Alih-alih mendapat keadilan dari peristiwa tragis yang dialami oleh Gulnaz, wanita malang ini harus menikahi si pelaku yang telah melecehkan dirinya.
Setelah kejadian perkosaan tersebut, Gulnaz diasingkan oleh saudara lelakinya karena dianggap membuat malu keluarga. Akibat dari kejadiaan perkosaan tersebut, Gulnaz hamil. Nasib naas Gulnaz tak berhenti sampai di situ, pengadilan setempat menjatuhkan hukuman dua tahun penjara dengan tuduhan zina!
Merasa tidak diperlakukan dengan adil, Gulnaz pun mengajukan banding. Namun, bukan keadilan yang diperoleh, hukuman penjara yang harus dihadapi Gulnaz bertambah hingga 12 tahun.
Kemudian, pengadilan setempat menyarankan pada Gulnaz, jika ingin keringanan hukuman maka dia harus menikah dengan si pelaku pemerkosa.
Dalam wawancaranya bersama CNN, Gulnaz mengatakan alasan dia mau menikahi pemerkosanya, yakni agar anak perempuannya dapat hidup layak, tanpa menanggung malu.
"Aku tak mau menghancurkan hidup anak perempuanku. Jadi aku setuju untuk menikah dengannya. Kami masyarakat yang sangat tradisional. Ketika nama kami buruk, lebih baik kami mati daripada hidup dengan nama itu di masyarakat," terang Gulnaz.
Sat ini Gulnaz telah menikah selama dua tahun dengan pemerkosannya dan telah memiliki tiga orang anak dari pernikahan tersebut. Suami Gulnaz, sekaligus pelaku pemerkosaan mengatakan, "Berdasarkan tradisi kami, jika aku tak menikahinya dia tak akan dapat hidup normal dalam masyarakat. Kakaknya tak mau menerimanya kembali. Sekarang, dia tak lagi memiliki masalah tersebut,".
Si pelaku pemerkosa yang juga suami dari sepupu Gulnaz, sekarang memiliki dua istri dan lima orang anak.
Peristiwa yang dialami oleh Gulnaz ini jelas memperlihatkan bahwa diskriminasi, kekerasan, dan pelecehan perempuan di Afganistan masih sangat tinggi. Kondisi ironis ini sangat bertentangan jika melihat jumlah perempuan Afghanistan yang menjadi parlemen dan anggota dewan legistlati terus meningkat setiap tahun.
Silvita Agmasari/ Sumber : Cosmopolitan UK