Pemilihan Paus Baru
Konklaf di Era Super Cepat dan Serba Terbuka
DI ujung hari kedua pemilihan Paus atau Konklaf asap putih membubung dari Kapel Sistina
Tapi lagi-lagi itu semua hanyalah spekulasi dari perspektif media itu sendiri. Suasana konklaf itu sendiri tidak ada yang tahu kecuali para kardinal peserta konklaf saat itu.
Konklav adalah sebuah retreat untuk Gereja pada umumnya dan para Kardinal khususnya, di mana Gereja merefleksikan imannya dan makna kehadirannya di dunia. Konklaf adalah suatu momen yang sangat spesial bagi para Kardinal di mana mereka memasuki suasana privasi yang sangat dalam--yang mendukung mereka untuk merefleksikan dan meneguhkan tugas mereka sebagai hamba Allah dan “hamba Gereja” (Servus Servorum)!
Syukurlah, karena di tengah peradaban dunia yang sangat maju seperti sekarang ini, ternyata media pun masih tetap sangat menghormati dan menghargai privasi Gereja yang tercermin dalam penghormatan dan penghargaan terhadap privasi para Kardinal yang mengadakan konklaf.
Sepertinya konklaf ini menyadarkan kita kembali bahwa dunia kita saat ini dengan segala kecanggihan yang dimilikinya juga perlu memberi kesempatan dan penghormatan kepada privasi.
Atau, kita juga bisa membandingkan juga dengan pengalaman Paus Emeritus Benediktus XVI yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari semua tugasnya bahkan dikatakan “mengundurkan diri dari dunia” dan menjadi “eremit”, di mana dia akan menghabiskan waktunya dalam suasana privasi dengan Allah!
Sepertinya bukan hanya Paus dan para Kardinal yang memerlukan privasi, untuk dunia kita zaman sekarang, sepertinya setiap orang perlu mendapat kesempatan dan penghormatan atas privasinya. Media sangat berperan besar untuk zaman kita ini dalam membangun peradaban dunia, dan di sisi lain “konklaf” itu seakan mengingatkan kita bahwa keutuhan dan kepenuhan pribadi manusia juga memerlukan sisi privasi yang harus dihormati pula, baik itu privasi dengan diri sendiri maupun privasi dengan sesame, dan khususnya privasi dengan Tuhan.
Baca juga: