Ibadah Haji 2025
Densus 88 Antiteror Polri Tak Ditemukan Bom di Pesawat Saudi Airlines, Kini Dalami Email Teror
Mayndra sebut petugas masih melakukan pendalaman dengan berkoordinasi dengan pihak Saudi Arabia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri turut melakukan penyelidikan terkait ancaman bom ke pesawat Saudi Airlines SV 5276 hingga harus mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).
PPID Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan hasil pemeriksaan dengan stakeholder tak ditemukan adanya bom di pesawat tersebut
“Kita dari awal telah merespon itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (Bom),” kata Mayndra saat dihubungi, Rabu (18/6/2025).
Ancaman tersebut diketahui dikirimkan oleh pelaku melalui email yang terdeteksi dari Mumbai, India.
Sehingga, kata Mayndra, pendalaman masih terus dilakukan berkoordinasi dengan pihak Saudi Arabia.
Baca juga: Pilot Terima Ancaman Bom, Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Sumut
“Iya, itu dari email kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi,” ujarnya.
“Karena kan objek yang diancam itu asetnya Saudi yang ada di İndonesia. Karena Saudi Airlines kan punya Saudi ya. Bahwa itu adalah benar, bahwa maskapai itu diancam,” sambung dia.
Meski begitu, Mayndra belum bisa berbicara lebih lanjut perihal ancaman yang dikirim melalui email tersebut karena masih melakukan koordinasi di dalam maupun luar negeri untuk mereduksi ancaman tersebut
“Sampai sekarang belum ada (ditemukan bom). Kita juga masih koordinasi dengan antar negara juga,” tuturnya.
Untuk informasi, Pesawat penumpang Saudi Airlines SI-576 penerbangan Jeddah - Jakarta mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) Selasa (17/6/2025).
Pendaratan terpaksa dilakukan karena pilot menerima ancaman bom. PGS Corporate Secretary Group Head InJourney Airports, Anak Agung Ngurah, mengatakan peristiwa bermula saat pesawat Saudia Airlines SV-5726 berangkat dari Jeddah, Arab Saudi, dengan tujuan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
Lalu, saat berada di udara, pilot menerima ancaman yang diduga membahayakan penumpang pesawat. Namun, Anak Agung tidak mendetailkan ancaman yang dimaksud.
Selanjutnya, kata Anak Agung, pilot memutuskan mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat.
"Bandara terdekat saat Saudia SV-5726 melintas adalah Bandara Kualanamu. Pesawat tersebut kemudian melakukan pendaratan di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.44 WIB untuk menjalankan prosedur keamanan dan keselamatan," ungkap Anak Agung.
Selanjutnya, kata Anak Agung, menyikapi hal ini di saat bersamaan, Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) yang terdiri dari unsur Komite Keamanan Bandar Udara (Airport Security Committee) untuk memastikan prosedur Airport Contingency Plan berjalan baik dan sesuai ketentuan.
"Fokus utama setiap saat adalah memastikan keselamatan dan keamanan seluruh penumpang dan juga pengguna jasa bandara," ujar Anak Agung.
-
Ibadah Haji 2025
Komite 3 DPD RI Usul Ada Kompensasi Otomatis Terhadap Jemaah Haji Telat atau Gagal Berangkat |
---|
Mekanisme Kuota Haji, Bagaimana Peran Pemerintah dan Swasta Memotong Daftar Antrean? |
---|
Kepala BP Haji: Isu Kesehatan Jemaah Haji Indonesia jadi Sorotan Arab Saudi |
---|
Kepala BP Haji Pastikan Belum Minta Tambahan Kuota Haji dari Pemerintah Arab Saudi |
---|
ICW Laporkan Dugaan Korupsi Haji 2025: Diduga Ada ASN Lakukan Pungli Makanan, Negara Rugi Rp251 M |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.