Rabu, 1 Oktober 2025

Ibadah Haji 2025

Kementerian Agama Minta Petugas Pastikan Jemaah Sudah Berpakaian Ihram Sebelum Naik Pesawat

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, M Zein, meminta petugas memberikan bimbingan terakhir tentang manasik ihram.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Dok. Kemenag NTB
HAJI 2025 - Jemaah Calon Haji (JCH) di Asrama Haji Embarkasi Lombok. Kementerian Agama mengingatkan pentingnya peran petugas embarkasi dalam memastikan kelancaran keberangkatan jemaah haji gelombang kedua ke Arab Saudi.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama mengingatkan pentingnya peran petugas embarkasi dalam memastikan kelancaran keberangkatan jemaah haji gelombang kedua ke Arab Saudi. 

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag, M Zein, meminta petugas memberikan bimbingan terakhir tentang manasik ihram.

Baca juga: Mbah Sumbuk, Jemaah Haji 109 Tahun Sempat Drop dan Halusinasi di Pesawat Menuju Jeddah

Selain itu, jemaah sudah mengenakan pakaian ihram serta melafalkan niat sebelum naik pesawat.

Hal ini dilakukan karena seluruh jemaah gelombang kedua langsung menuju Makkah tanpa transit di Madinah.

Para jemaah wajib berpakaian ihram sejak dari embarkasi. 

“Kesalahan di titik ini bisa berakibat fatal bagi keabsahan ibadah. Petugas harus hadir sebagai pendamping ibadah, bukan sekadar pelaksana teknis,” ujar Zein melalui keterangan tertulis, Minggu (18/5/2025).

Petugas juga ditugaskan memastikan jemaah memahami penggunaan Kartu Nusuk yang menjadi identitas digital selama berada di Arab Saudi. 

Khusus bagi jemaah lansia atau yang belum terbiasa dengan teknologi, petugas diminta memberikan pendampingan intensif.

Baca juga: Kelakuan Bapak-bapak Calon Haji asal Blora Bikin Geger Rombongan Satu Bus, Begini Ceritanya

Menurut M. Zein, gelombang kedua yang mulai diberangkatkan sejak 16 Mei 2025 menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah, memiliki karakteristik khusus yang memerlukan perhatian ekstra dari petugas embarkasi.

“Sistem pra-manifest akan terkunci otomatis lima jam sebelum take-off. Karena itu, petugas embarkasi harus memastikan semua data jemaah sudah benar dan tervalidasi. Begitu sistem terkunci, tidak ada lagi ruang koreksi,” kata Zein.

Ia menekankan bahwa verifikasi data jemaah adalah titik awal yang sangat menentukan kelancaran proses di bandara Saudi. 

Jika ada kesalahan, bukan hanya berdampak pada jemaah bersangkutan, tapi bisa mengganggu keseluruhan sistem penerbangan dan pelayanan imigrasi.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved