Perjalanan Decoco Luminer 'Sulap' Limbah Batok Kelapa Jadi Lampu Taman Panel Surya
Dari sampah menjadi cahaya, perjalanan Decoco Luminer, UMKM asal Denpasar yang menyulap limbah batok kelapa jadi lampu taman berbasis energi surya.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kelapa, atau dalam bahasa Bali disebut nyuh, bukan sekadar tanaman serbaguna.
Di Pulau Dewata, kelapa menjelma sebagai simbol sakral yang melekat pada upacara adat, keagamaan, hingga keseharian masyarakat.
Namun, di balik peran mulia itu, tersimpan ironi: limbah kelapa yang melimpah, menumpuk menjadi sampah, dan belum seluruhnya dikelola secara bijak.
Di tengah persoalan tersebut, hadir upaya kreatif dari Nurul Adhim (36) untuk memberi 'kehidupan baru' bagi limbah kelapa.
Melalui jenama Decoco Luminer, batok kelapa yang selama ini hanya dianggap sisa, kini diolah menjadi lampu ramah lingkungan dengan memanfaatkan panel surya.

Adhim yang sudah lima tahun tinggal di Denpasar, Bali mengatakan, inovasi ini hadir sejak setahun lalu.
Keresahannya terhadap tumpukan batok kelapa yang tidak dimanfaatkan, membuatnya mencari cara agar limbah tersebut bisa bernilai guna.
"Saya ingin mendirikan bisnis hijau, yang sustainable, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan," kata Adhim kepada Tribunnews.com, Senin (1/9/2025) lalu.
Wanita yang telah lama bergelut di dunia pendidikan lingkungan juga bertekad ingin mengenalkan energi alternatif berupa panel surya kepada masyarakat luas.
Menurutnya, pemanfaatan panel surya bukanlah hal rumit bahkan bisa diaplikasikan secara mudah dalam kehidupan sehari-hari.
Dari serangkaian riset dan pengembangan, lahirlah sebuah ide inovatif yaitu lampu taman berbasis energi surya.
Baca juga: Ramai-ramai Beri Kehidupan Baru pada Limbah
Namun, ide wanita asal Blora, Jawa Tengah tersebut tak berhenti sampai di situ.
Ia memadukan lampu taman dengan sentuhan seni ukir batok kelapa.
Kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan produk yang ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai estetika yang tinggi.
Untuk mewujudkan idenya, Adhim menggandeng perajin lokal dari Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Satu di antaranya adalah I Made Artana alias Bli Tana yang sudah menekuni seni ukir batok kelapa sejak duduk di bangku SD.
"Saat teman-temannya sudah menyerah dan berganti pekerjaan, Bli Tana masih fokus dengan seni ukir batok kelapa," kata Adhim.
Decoco Luminer juga memberdayakan sejumlah ibu rumah tangga di Desa Tampaksiring.
Mereka bertugas melakukan finishing yaitu pengamplasan dan pengecatan menggunakan cat berbahan dasar air (water-based) pada setiap batok kelapa yang telah diukir.
Adhim memastikan setiap perajin yang terlibat, dibayar dengan sangat pantas. Ini sesuai dengan misi Adhim ketika mendirikan Decoco Luminer yaitu pemberdayaan para perajin lokal.
"Bahkan benefit pertama justru dirasakan oleh para perajin, bukan Decoco," tegasnya seraya menambahkan kapasitas produksi Decoco Luminer dapat mencapai 50-80 unit per bulan.
Jadi Lebih Bernilai

Lulusan Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini tak menampik, saat ini, sudah banyak pihak yang memanfaatkan batok kelapa. Namun umumnya hanya dijadikan produk dengan nilai jual rendah, seperti arang.
"Kalau dijual sebagai arang, harganya berapa, sih? Rendah sekali. Nah, value itu yang ingin saya angkat, supaya batok kelapa bisa lebih bernilai," ujarnya.
Saat ini, Decoco Luminer memiliki dua varian. Pertama, lampu taman berbasis panel surya yang dapat digunakan di luar ruangan dan dalam ruangan dengan harga Rp 385 ribu.
Kedua, lampu berbasis colokan listrik yang hanya bisa ditempatkan di dalam ruangan. Varian ini dijual dengan harga yang lebih terjangkau yaitu Rp 185 ribu.
Adhim mengungkapkan, keistimewaan lampu taman Decoco Luminer terletak pada proses pengukiran batok kelapa yang sepenuhnya dilakukan secara manual, tanpa bantuan laser.
Sehingga setiap lampu batok kelapa memiliki sentuhan personal yang eksklusif dari Bli Tana dkk.
Penggunaan motif kupu-kupu yang dipadukan ukiran util-utilan khas Bali juga menjadi keunikan lampu taman Decoco Luminer.
Paduan motif ini melambangkan transformasi dan kebebasan serta mencerminkan visi Decoco Luminer untuk mengubah sampah menjadi pencahayaan yang indah dan berkelanjutan.
"Kombinasi motif kupu-kupu dan util-utilan ini juga memberikan pesan bahwa di alam ini nggak cuma manusia, tapi ada makhluk-makhluk kecil yang ketika kita melihatnya tidak hanya indah, tetapi juga memiliki makna mendalam," kata dia.
Motif lain yang turut diukir pada sebutir batok kelapa adalah lebah dan motif minimalis lainnya sesuai selera pasar seperti bunga.
"Bisa juga custom jika ada customer yang ingin membuat merchandise dengan menaruh logo tertentu. As long as possible dibuatkan ukiran, akan kami coba," tambahnya.
Tak hanya ramah lingkungan, Adhim mengeklaim, lampu taman Decoco Luminer juga sangat mudah digunakan dan dibawa ke mana-mana. Pengguna hanya perlu meletakkan lampu taman itu di bawah sinar matahari.
Jika ingin digunakan di dalam ruangan, bagian atas yang berisi panel surya bisa dilepas, dijemur, lalu dipasang kembali. "Jadi sangat mudah, hampir nggak mungkin nggak bisa pakai," tegas Adhim.
Decoco Luminer juga memberikan garansi selama 3 bulan, tidak termasuk kerusakan akibat human error, serta layanan aftersales berupa perbaikan pada lampu.
Customer dapat mengirimkan bagian lampu yang rusak agar diperbaiki oleh Decoco Luminer. Tujuannya agar tak lagi menambah sampah.
Hingga saat ini, lampu taman Decoco Luminer telah dikirim ke berbagai kota di Indonesia seperti Kalimantan dan Sulawesi dengan segmen pasar yang mencakup instansi dan individu.
Hadapi Tantangan

Wanita yang hobi berkebun ini mengaku, ada sejumlah tantangan yang dihadapi selama menjalankan usaha Decoco Luminer, terutama di awal mendirikan usaha. Di sinilah peran PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) hadir.
Tepatnya setelah Adhim terpilih sebagai salah satu pemenang Program Community Link #JadiNyata pada tahun 2024 atas ide dan inovasinya dalam 'menyulap' limbah batok kelapa menjadi lampu taman berbasis panel surya.
Community Link #JadiNyata merupakan program CIMB Niaga yang mengajak keterlibatan masyarakat untuk berkolaborasi aktif dalam mengentaskan isu sosial, ekonomi, dan lingkungan di Indonesia. Program ini sejalan dengan fokus CIMB Niaga kepada keberlanjutan.
Ketika menjadi pemenang, Adhim menerima bantuan modal kerja dan pendampingan selama setahun untuk pengembangan usahanya.
"Selama setahun ini, kami mendapatkan pendampingan dari tenaga ahli dari CIMB Niaga yang paham, UMKM ini mau diarahkan kemana. Ibaratnya, kami yang masih 'bayi' ini dirawat oleh CIMB Niaga, nggak dibiarin jalan sendiri," kata dia.
Setiap dua minggu sekali, Adhim bersama dua pemenang lainnya menerima materi yang berbeda-beda. Selain kelompok, pendampingan juga dilakukan one by one. Yang berkesan, menurut Adhim adalah materi mengenai marketing dan talent mapping.
"Di marketing, kami diajarin bagaimana caranya gather data agar bisa ketemu segmen pasar yang sangat spesifik dan terfokus. Sementara talent mapping dengan psikolog, kami jadi lebih paham tentang tim. "
"Meski kita jadi pemimpin, bisa kok nggak harus dominan. Nah, hanya orang-orang yang berpengalaman yang tahu tentang ilmu ini," jelasnya.
Menurut Adhim, pendampingan dari CIMB Niaga sangat membantunya ketika memulai usaha. Ia pun berharap, CIMB Niaga bisa mendukung semakin banyak UMKM yang bergerak di bisnis berkelanjutan.
Sementara itu, Community Development Head PT Bank CIMB Niaga Tbk, Astrid Candrasari mengatakan, Program Community Link dirancang untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang dalam mendorong inisiatif sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Tujuan jangka pendek dilakukan melalui pendampingan intensif selama satu tahun.
Program ini mencakup berbagai aspek penting, seperti pengembangan model bisnis, manajemen keuangan, perencanaan dan desain produk, akuisisi mitra strategis, serta pelatihan keterampilan.
"CIMB Niaga berperan aktif dalam mengembangkan ide-ide sosial menjadi bisnis nyata yang berdampak. Setelah ide terealisasi, CIMB Niaga mulai memberikan akses pasar untuk dapat memperkenalkan ide sosial tersebut secara luas sehingga bisa memberikan dampak positif bagi semua pihak," kata Astrid.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Sumber: TribunSolo.com
Ramai-ramai Beri 'Kehidupan Baru' pada Limbah |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Canangkan Transisi Energi Bersih, Sekolah Terapkan Penggunaan Panel Surya |
![]() |
---|
RSUP Sanglah Bali Bantah Ada Pencurian Organ Jantung WN Australia, Ini Kronologi yang Sebenarnya |
![]() |
---|
Misteri Kematian WNA Australia di Bali, Jantung Hilang dan Saksi Belum Diperiksa |
![]() |
---|
Viral ASN di Bali Diminta Setor Akun Medsos, Akun Sensor: Blunder Lagi gegara Berita Donasi Banjir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.