Senin, 29 September 2025

Dibutuhkan Industri di Berbagai Negara, Pemerintah Dorong Pengembangan Logam Tanah Jarang

Logam tanah jarang diketahui sangat penting dalam pembuatan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan kamera.

Istimewa
OPTIMALKAN SUMBER DAYA ALAM - Mendiktisaintek Brian Yuliarto melakukan kunjungan kerja ke PT Timah untuk melihat proses pemisahan mineral ikutan atau rare earth di PT Timah di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka, Rabu (17/9/2025). Ia mendorong pengembangan logam tanah jarang yang saat ini dimiliki Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melakukan kunjungan kerja ke PT Timah untuk melihat proses pemisahan mineral ikutan atau rare earth di PT Timah di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka, Rabu (17/9/2025).

Brian menyebut, logam tanah jarang yang merupakan mineral yang dibutuhkan oleh dunia. 

"Bangsa Indonesia memiliki kekayaan mineral yang sangat besar salah satunya logam tanah jarang, ini luar biasa dan berkah yang sangat besar nilainya. Itu tidak hanya kekayaan ekonomi tapi sebuah kekayaan kedaulatan," katanya dikutip Kamis (18/9/2025).

Baca juga: Donald Trump Mengatakan Tiongkok akan Pasok Tanah Jarang, Izinkan Mahasiswa Tiongkok Kuliah di AS

Logam tanah jarang merupakan sekelompok 17 unsur kimia pada tabel periodik terdiri dari 15 unsur lantanida, ditambah skandium dan itrium, yang esensial dalam teknologi modern dan memiliki sifat magnetik serta konduktif.

Meskipun sering disebut "jarang", istilah ini sebenarnya merujuk pada keterbatasan kemurnian di alam dan sulitnya proses ekstraksi, bukan pada kelangkaan jumlahnya secara total.

Saat ini, logam tanah jarang atau rare earth element sedang menjadi rebutan dunia karena mengandung berbagai mineral yang dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai industri. 

Logam tanah jarang diketahui sangat penting dalam pembuatan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan kamera, komponen kendaraan listrik dan turbin angin, serta dalam industri pertahanan, kesehatan, dan energi terbarukan.

"Kita diarahkan Pak Presiden untuk bisa memanfaatkan mineral ini. PT Timah dapat amanah yang tidak ringan dan kehormatan ini untuk memulai prose mengambil dan memanfaatkan logam tanah jarang di bumi Indonesia, ini terobosan yang sangat besar," katanya. 

Indonesia saat ini, kata dia terus mempersiapkan untuk mengelola logam tanah jarang yang diharapkan dapat menjadi lompatan untuk pengembangan rare earth. 

"Dalam waktu dekat kita akan bekerja keras untuk mengolah rare earth dan ini harapan menjadi salah satu lompatan Bangsa kita untuk menunjukkan kepada dunia kita bisa menguasai teknologi pemurnian dan pemisahan hingga ke produk hilir sehingga nilai tambah akan sangat berlipat," paparnya.

Kedepan, menurutnya pihaknya akan mendukung PT Timah Tbk dalam mengelola logam tanah jarang ini untuk kepentingan Bangsa. 

"PT Timah akan menjadi pelopor untuk penguasaan teknologi dan hilirasasi rare earth, tentu ini akan menjadi sumbangsih yang signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa kita. Kami akan lakukan uji coba, pengukuran dan pemisahan untuk memajukan bangsa dan ini kesempatan besar, salah satu terobosan dari Indonesia," paparnya.

Dalam kesempatan ini, Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara menyampaikan PT Timah melakukan eksplorasi dan pengolahan logam tanah jarang. 

Suhendra menjelaskan, PT Timah telah melaksanakan kerja kolaborasi dengan mengimplementasikan konsep triple helix dalam riset yang melibatkan Pemerintah, Universitas dan Industri. 

PT Timah juga telah menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung untuk merancang kinerja kolaborasi terintegrasi mencakup riset eksplorasi mineral ikutan timah, pengolahan logam tanah jarang dan pemanfaatan slag timah

"Kami mencoba menyepakati semua yang kita lakukan berbasis dengan riset dan knowledge. Sehingga kami mohon dukungan semua pihak untuk mengolah mineral ikutan ini," katanya.

Ia menambahkan, PT Timah berharap dukungan penjaminan keberlanjutan pasokan bahan baku mineral melalui pengaturan kebijakan dan dukungan kemitraan strategis dan juga penyediaan jejaring pakar, laboratorium pengujian, dan fasilitas penelitian serta pengembangan terpadu untuk mempercepat penguasaan teknologi dan fasilitasi kemitraan dengan penyedia teknologi industri guna mendukung transfer teknologi dan percepatan industrialisasi. 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan