Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Investor Asing Mulai Hati-hati Imbas Demo, 4 Hari Jual Saham di Pasar Modal Mencapai Rp5,28 triliun
Investor mulai berhati-hati karena narasi tentang ketahanan Indonesia di tengah ketidakpastian global kini melemah.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Prasasti Center for Policy Studies adalah sebuah lembaga pemikir (think tank) independen berfokus pada penelitian dan analisis di bidang ekonomi, geopolitik, dan kebijakan publik untuk mendukung pertumbuhan nasional Indonesia dengan pendekatan berbasis data.
Terkait peristiwa demonstrasi pada 28-31 Agustus lalu, selain melakukan pencatatan peristiwa, Prasasti Center for Policy Studies juga menghitung total kerugian material yang ditimbulkan sepanjang aksi tersebut.

"Kami memperkirakan kerugian atas peristiwa ini mencapai Rp1,2 triliun. Angka kerugian ini hanya menghitung kerusakan infrastruktur, seperti halte, kantor DPR dan DPRD, kantor kepolisian, serta sarana transportasi publik. Dampak immaterial seperti penurunan produktivitas masyarakat tentu lebih sulit untuk diukur,” jelas Gundy Cahyadi, Research Director Prasasti.
Ia menyebut, kerusakan kendaraan baik milik masyarakat maupun pemerintah tidak masuk dalam perhitungan karena hingga hari ini tidak ada angka resmi mengenai jumlah kendaraan yang rusak.
Situasi menantang di akhir Agustus lalu juga berdampak pada kondisi pasar keuangan ikut mengalami tekanan dalam periode tersebut.
Arus modal asing (net flow) di pasar saham yang sebelumnya menunjukkan surplus sebesar Rp731 miliar, dalam waktu singkat berbalik menjadi arus keluar sebesar Rp1,1 triliun.
Perubahan yang sangat cepat ini merefleksikan sensitivitas kepercayaan investor terhadap situasi domestik.
“Capital outflow sebesar Rp1,1 triliun itu menunjukkan adanya reaksi dari para pelaku pasar terhadap dinamika sosial-politik yang berlangsung,” jelas Gundy.
Pergerakan IHSG pun turut menggambarkan fluktuasi tersebut.
IHSG yang semula menunjukkan tren positif dengan kenaikan dari 7.858 pada 25 Agustus hingga mencapai 7.952 pada 28 Agustus, kemudian anjlok ke level 7.830 pada 29 Agustus.
“Meski pasar memiliki kemampuan untuk pulih dalam jangka menengah, kejadian ini menegaskan bahwa stabilitas sosial tetap menjadi faktor penting yang diperhatikan investor,” ujar Gundy.
Prasasti menekankan, demonstrasi adalah bagian dari praktik demokrasi di Indonesia dan merupakan saluran sah bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi.
Namun, ketika aksi berlangsung dengan ketegangan yang tinggi, konsekuensi ekonominya dapat sangat besar.
"Pengalaman ini menjadi alarm bagi kita akan pentingnya ruang dialog formal yang inklusif, agar aspirasi publik tidak hanya tersampaikan, tetapi juga benar-benar terakomodasi dalam kebijakan,” ujar Nila.
Lebih lanjut, Prasasti mencatat adanya langkah pemerintah dan DPR yang mulai membuka ruang diskusi langsung dengan masyarakat, termasuk pertemuan dengan perwakilan mahasiswa pada 3 September dan disiarkan langsung.
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Trauma Kasus Kematian Mahasiswa Unnes, Keluarga Tolak Kompolnas Datang Bersama Polisi |
---|
Kapolri Hingga Presiden Digugat Seorang Mahasiswa ke Pengadilan Buntut Demo Berujung Ricuh |
---|
Hendropriyono Sebut Pihak Asing Dalang Demo di DPR, Rommy PPP: Saya Pastikan Tidak Ada |
---|
Elite Nasdem Bicara Soal Nasib Ahmad Sahroni Sebagai Anggota DPR: Kita Lihat Saja Hasil di MKD |
---|
Usai Rumah Dijarah, Sahroni Muncul dengan Topi Sabrebro—NasDem: Itu Kegiatan Pribadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.