Harga Saham HBAT Tiba-tiba Melonjak, Direksi Buka Suara
Saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) menjadi sorotan setelah mencatat kenaikan signifikan pekan lalu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) menjadi sorotan setelah mencatat kenaikan signifikan pekan lalu hingga memicu keputusan suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan properti asal Minahasa, Sulawesi Utara, menegaskan bahwa lonjakan harga saham bukan akibat aksi korporasi, melainkan murni dinamika pasar.
Direktur Utama HBAT, Go Ronny Nugroho, menjelaskan bahwa tren kenaikan saham mulai terlihat sejak 20 Agustus 2025.
Saat itu, saham HBAT ditutup di level Rp113 per lembar dengan volume transaksi 2,43 juta saham. Keesokan harinya, harga naik 9,73 persen ke Rp124 per saham dengan volume 2,13 juta lembar.
Pada 22 Agustus, saham kembali melonjak 9,67 persen menjadi Rp136 per lembar, meski volume transaksi menurun menjadi 1,06 juta saham.
“Lonjakan harga saham ini murni dinamika pasar. Tidak ada intervensi ataupun aksi korporasi yang memicu kenaikan harga,” tegas Go Ronny Nugroho saat paparan publik insidentil secara daring, Rabu (3/9/2025).
Seiring kenaikan tajam tersebut, BEI menghentikan sementara perdagangan saham HBAT pada 25 Agustus 2025 sebagai langkah cooling down untuk melindungi investor, sesuai Pengumuman BEI Nomor Peng-SPT-00172/BEI.WAS/08-2025.
HBAT menegaskan struktur kepemilikan saham tetap stabil sejak IPO.
Pemegang saham pengendali meliputi Hendra Sutanto (467,76 juta saham), Rudy Gunawan (215,28 juta saham), Jon Fieris (116,96 juta saham), dan masyarakat dengan total kepemilikan 240,74 juta saham.
Meski saham melonjak, kinerja keuangan HBAT masih menghadapi tantangan. Hingga semester I-2025, penjualan tercatat Rp12,32 miliar, turun 30,86 persen dibandingkan Rp17,82 miliar pada periode sama 2024.
Namun, rugi komprehensif berhasil ditekan 50,23% menjadi Rp2,11 miliar dari Rp4,24 miliar pada semester I-2024.
Baca juga: Harga Saham FITT Melonjak 24,76 Persen, Manajemen Bantah karena Aksi Korporasi
Direktur HBAT, Andrie Rianto, menambahkan aset HBAT sedikit terkoreksi 0,25% menjadi Rp81,87 miliar dibanding akhir Desember 2024 sebesar Rp82,08 miliar.
Ekuitas naik 2,69% menjadi Rp80,41 miliar, sementara beban hutang turun 61,37% menjadi Rp1,46 miliar.
Baca juga: Harga Saham Chengdu Melonjak 40 Persen Hitungan Hari, Berkat J-10C Buatan China Dipakai Pakistan
"Di tengah tekanan sektor properti dan perhotelan, kami tetap fokus pada efisiensi dan pengelolaan aset yang sehat,” katanya,
Manajemen HBAT tetap optimistis dapat mencatat kinerja positif ke depan, dengan strategi baru untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang di tengah persaingan industri properti yang ketat.
Neta V Langsung Ganti Suspensi Sebelum Dikirim ke Konsumen, Ini Sebabnya |
![]() |
---|
Terlilit Utang Miliar Dolar, Bos Evergrande Ditahan Polisi, Saham Perusahaan Kena Suspensi |
![]() |
---|
Cara Konsumsi Suplemen Kesehatan: Bentuk Tablet Hisap hingga Suspensi |
![]() |
---|
Delapan Komponen Mobil Ini Wajib Diperiksa Sebelum Berangkat Mudik |
![]() |
---|
Satu Setengah Tahun Disuspensi, Garuda Indonesia Bisa Jualan Saham Lagi, Harganya Naik 4,9 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.