Senin, 29 September 2025

Perang Harga Mobil Baru Bikin Rugi Pasar Mobil Bekas

Diskon besar-besaran yang ditawarkan pabrikan maupun dealer membuat konsumen bersemangat membeli mobil baru.

|
Tribunnews/Eko Suriyanto
PASAR MOBIL BEKAS - Gelaran Bursa Mobil Second di Mangga 2 Mall, Jakarta. Diskon besar-besaran yang ditawarkan pabrikan maupun dealer membuat konsumen bersemangat membeli mobil baru. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena perang harga di industri otomotif dalam negeri dinilai memberi dampak ganda bagi pasar kendaraan di Indonesia.

Sebagian pabrikan memberikan harga murah, berbanding terbalik dengan fitur dan teknologi yang disematkan.

Perang harga adalah kondisi persaingan di mana perusahaan saling menurunkan harga produk atau layanan mereka secara agresif untuk menarik pelanggan dan merebut pangsa pasar.

Baca juga: Perubahan Harga Mobil Listrik yang Cepat Berpengaruh ke DP yang Dibayar Konsumen

Pengamat Otomotif Bebin Djuana menyebut, meski pada satu sisi mampu menggairahkan penjualan, di sisi lain justru menekan pasar mobil bekas.

"Untuk sesaat akan terlihat sebagai hal yang positif, yang menjadi jawaban atas kondisi buruk yang sedang dihadapi industri otomotif. Dikarenakan daya beli yang turun, pasar jadi lesu penjualan turun terus," tutur Bebin dihubungi Tribunnews.com, Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, diskon besar-besaran yang ditawarkan pabrikan maupun dealer membuat konsumen bersemangat membeli mobil baru, sehingga penjualan kembali bergerak. Namun, kondisi itu sekaligus menimbulkan masalah di pasar mobil bekas.

"Terjadinya perang harga menyebabkan konsumen bersemangat dan penjualan bergerak naik pasar pun menjadi bergairah. Tapi pada saat yang sama pasar mobil bekas (mobkas) menderita. Ketika nanti mobil-mobil yang dibeli sekarang pada saatnya akan dijual kembali akan turun drastis, karena pasar tidak akan pernah melupakan diskon besar yang terjadi saat ini," jelasnya.

Bebin menegaskan, perang harga bukanlah solusi jangka panjang, apalagi situasi pasar saat ini tengah menghadapi tantangan besar.

"Tidak ada solusi yang mujarab dalam menyelesaikan kondisi ini, kecuali kesadaran bersama untuk menghentikan perang yang merugikan semua pihak," ungkapnya.

Terkait peran pemerintah, Bebin menilai regulasi baru tidak diperlukan, sebab situasi akan kembali seperti semula sesuai hukum pasar. Ia memperkirakan fenomena ini tidak akan berlangsung lama.

"Tidaklah, urus yang prinsip-prinsip saja, biarkan hukum pasar berlaku, sebentar lagi mereka akan merasakan akibat tindakan ini. Sebelum akhir tahun, perang harga sudah berlalu," kata Bebin.

Ia juga menyoroti dampak langsung bagi pelaku bisnis mobil bekas, terutama pada pembelian kendaraan listrik bekas

"Pastinya mereka akan menahan diri untuk mobkas BEV (Battery Electric Vehicle), karena semakin tidak pasti menyangkut harga beli dan jual yang bisa diterima pasar. Bisa seperti itu (menghindari membeli ICE), bisa juga menekan harga beli untuk mengamankan keuntungan," ucap Bebin.

Dengan kondisi tersebut, perlu kewaspadaan baik bagi produsen, konsumen, maupun pebisnis mobil bekas dalam menyikapi tren diskon besar-besaran yang sedang berlangsung.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan