Senin, 29 September 2025

Pasokan Gas di Jawa Barat dan Sumatera Mulai Stabil Usai Gangguan Distribusi

Pasokan gas mulai stabil di Jawa Barat dan Sumatera setelah gangguan distribusi. Pemerintah dan PGN perkuat infrastruktur

Penulis: Glery Lazuardi
Tribunnews/JEPRIMA
Pekerja memeriksa proses produksi pada Kapal Floating Storage & Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat di Perairan Teluk Jakarta, Jakarta Utara, Selasa (19/9/2017). FSRU Jawa Barat yang dioperasikan PT Nusantara Regas mampu memasok gas maksimum 500 juta kaki kubik perhari (MMCFD) untuk tiga pembangkit listrik yaitu PJB Muara Karang, IP Tanjung Priok dan PJB Muara Karang. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pasokan gas bumi di wilayah Jawa Barat dan Sumatera mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sempat terganggu akibat pembatasan kuota dan kendala teknis distribusi.

Pemerintah bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina telah mengambil langkah penambahan pasokan serta penguatan infrastruktur untuk menstabilkan tekanan gas dalam jaringan pipa.

Gangguan pasokan sebelumnya dipicu oleh dua faktor utama. Pertama, pembatasan kuota Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang berdampak langsung pada sektor industri. Kebijakan tersebut menyebabkan keterbatasan pasokan gas berharga khusus, sehingga pelaku usaha di sektor padat energi seperti keramik, kaca, baja, dan petrokimia mengalami kesulitan operasional.

Kedua, gangguan teknis dalam distribusi. Tekanan gas dalam jaringan pipa sempat menurun, diperparah oleh keterlambatan pasokan dari beberapa sumber seperti West Natuna Group dan Medco WK South Sumatra. Ketidakstabilan ini membuat pasokan tidak merata dan menimbulkan dampak pada keberlangsungan produksi.

Tarif gas yang mencapai USD 16,77 per MMBTU turut memperberat beban industri. MMBTU (Million British Thermal Units) adalah satuan energi panas yang digunakan untuk mengukur kandungan energi dalam bahan bakar seperti gas alam. Harga gas yang tinggi berdampak pada biaya operasional, terutama bagi industri yang bergantung pada pasokan besar.

Dampak gangguan pasokan juga dirasakan dalam aspek ketenagakerjaan. Dua industri alat makan di Tangerang dilaporkan merumahkan sekitar 700 karyawan sejak gangguan mulai parah pada Agustus 2025.

Saat ini, tekanan gas dalam infrastruktur pipa dilaporkan mulai stabil, seiring masuknya tambahan pasokan untuk mengisi stok dalam jaringan. Kepastian tambahan pasokan lainnya juga telah dikonfirmasi dan akan dimanfaatkan untuk meningkatkan keandalan operasional.

“Hal ini merupakan bentuk sinergi PGN dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mengupayakan stabilisasi dan penguatan pasokan gas, untuk memastikan keberlangsungan layanan kepada pelanggan,” ujar Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman dalam keterangannya pada Minggu (17/5/2025).

Baca juga: Imbas Harga Gas Bumi Naik, Perusahaan Keramik Rumahkan Karyawan

PGN menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk menjaga kestabilan pasokan dan mendukung kelangsungan operasional pelanggan, khususnya sektor industri.

“PGN mengapresiasi dukungan penuh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait serta terus berkoordinasi aktif untuk mendapatkan solusi terbaik dalam mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan,” tutup Fajriyah.

Sejalan dengan upaya pemulihan, PGN juga mengingatkan pentingnya pengendalian pemakaian gas oleh pelanggan sebagai bagian dari efisiensi dan keberlanjutan layanan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan