Minggu, 5 Oktober 2025

Pengusaha Galvanis Teriak Pasokan Gas ke Industri Dibatasi, Nasib 6.000 Karyawan Terancam

Asosiasi Galvanis Nasional (AGI) mengungkap pembatasan pasokan gas dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan industri.

Dokumentasi
PEMBATASAN PASOKAN GAS - Asosiasi Galvanis Nasional (AGI) mengungkap pembatasan pasokan gas dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan industri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Galvanis Nasional (AGI) mengungkap pembatasan pasokan gas dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan industri.

Perusahaan galvanis bergerak di bidang jasa pelapisan struktur besi baja dengan cairan seng cair untuk mencegah korosi pada baja (hot-dip galvanizing).

Proses ini merupakan kunci di pembangunan infrastruktur nasiona|, termasuk proyek prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah.

Baca juga: HKI Minta Keberlanjutan dan Perluasan Program HGBT untuk Industri

Contohnya seperti proyek kelistrikan, infrasfruktur jalan dan jembatan, bendungan, serta berbagai proyek strategis swasta lainnya.

Pencelupan besi baja ke dalam cairan seng dilakukan pada suhu 450 derajat.

Sehingga, proses ini membutuhkan energi yang besar dan tidak dapat terputus selama 7 x 24 jam.

Seng cair tidak boleh membeku selama masa pakai tungku seng cair yang kurang lebih 5-7 tahun.

Ketua Umum AGI Harris Hendraka mengungkap adanya pembatasan pasokan gas industri yang mendadak diberlakukan oleh penyalur gas pada 13-31 Agustus 2025.

Pembatasan tersebut dinilai menimbulkan kekhawatiran yang sangat serius di kalangan pelaku usaha galvanis.

Menurut dia, keberlanjutan dan kepastian pasokan gas adalah faktor yang sangat krusial bagi banyak hal.

Baca juga: Kemenperin Ungkap Pengetatan Pasokan HGBT Ancam 134.000 Pekerja Industri

Faktor-faktor itu seperti stabiltas produksi, pemenuhan kontrak kerja dengan proyek-proyek yang sedang berjalan, dan perhitungan biaya.

Selain itu, pasokan gas juga berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup kurang lebih 6.000 tenaga kerja di industri galvanis.

"Pembatasan, apalagi pemutusan, pasokan gas terhadap kami dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan perusahaan kami," kata Harris dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (17/8/2025).

Pengusaha Galvanis Minta Adanya Transparansi  

Harris menyatakan sangat mengerti bahwa kebijakan pembatasan atau pengendalian energi dalam kondisi darurat memang kadang tidak bisa dihindari.

Namun, ia berharap kebijakan pembatasan atau pengendalian dapat disertai informasi dan rencana pemulihan yang transparan.

Ia ingin industri dapat mengetahui kapan dan bagaimana pasokan akan kembali normal.

Harris mengingatkan bahwa sektor industri pada umumnya adalah tulang punggung perekonomian nasional, penyumbang pajak, dan pencipta lapangan kerja serta penggerak devisa negara. 

"Oleh karena itu, kami meminta perhatian khusus dari pemerintah terhadap tata kelola dan penyaluran gas industri," ujarnya.

"Sehingga, kami pelaku usaha dengan segala tantangan dan risiko dapat mendapatkan kepastian berusaha," jelasnya.

Ia sangat yakin bahwa pembatasan tanpa mitigasi yang jelas akan menurunkan produktivitas dan akan berdampak negatif bagi ekonomi secara luas.

"Kami siap bekerja sama dengan pemerintah maupun penyalur gas untuk mencari solusi dalam mempertahankan pasokan gas, demi menjaga kepentingan industri nasional pada umumnya, industri galvanis pada khususnya, di tengah segala tantangan ekonomi nasional maupun global," ucap Harris.

Sebagai informasi, program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) kembali menjadi sorotan para pelaku industri usai pengetatan suplainya kembali dilakukan oleh penyalur gas.

HGBT adalah program pemerintah yang memberikan harga gas lebih murah untuk sejumlah industri. Program ini telah berjalan sejak 2020 dan terbukti membantu industri memaksimalkan produksinya.

Kata PGN

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengumumkan terjadinya penurunan volume gas yang disalurkan pada Agustus 2025 dari pemasok gas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas.

PGN adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi di Indonesia.

Kondisi penurunan pasokan ini berdampak pada pengaliran gas ke sebagian pelanggan di wilayah Jawa Barat untuk sementara waktu, yang diperkirakan juga berdampak ke industri penerima program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan, gangguan pasokan ini dipicu oleh pemeliharaan operasional tak terencana di beberapa pemasok gas, serta keterlambatan realisasi tambahan pasokan yang masih dalam proses.

"PGN juga belum mendapatkan tambahan kargo LNG domestik untuk periode Agustus 2025 sebagai sumber alternatif lainnya," tutur Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/8/2025).

Untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas, PGN mengimbau pelanggan terdampak agar melakukan pengaturan penggunaan gas.

Bagi pelanggan dengan sistem dual fuel, diminta mempersiapkan bahan bakar lain sebagai energi pengganti selama masa penyesuaian.

"PGN bersama pemangku kepentingan terkait tengah melakukan percepatan untuk memperoleh tambahan alokasi pasokan, termasuk LNG dan menyalurkannya kembali secepat mungkin," kata Fajriyah.

PGN juga menyampaikan permohonan maaf atas situasi yang ditimbulkan dan berkomitmen memberikan pembaruan informasi secara berkala melalui saluran resmi perusahaan.

"PGN akan terus memberikan pembaharuan informasi secara berkala melalui saluran resmi perusahaan, serta memastikan koordinasi intensif agar pasokan dan layanan dapat segera pulih," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved