Birokrasi Danantara Berbelit, Dirut Agrinas Putuskan Mundur, Begini Tanggapan CEO Rosan Roeslani
Bikrokrasi di internal Danantara yang berbelit-belit dan tidak kunjung disetujuinya feasibility study membuat Joao mundur dari kursi dirut Agrinas.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
Dia juga menjelaskan, tidak ada dukungan dari stakeholder terkait cita-cita Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia mencapai kedaulatan pangan.
Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan PT Agrinas Pangan belum memperoleh anggaran untuk melaksanakan segala program yang sudah direncanakan.
"Keseriusan Presiden dalam mendukung dan menggerakan segala upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan tidak didukung sepenuhnya oleh stakeholder atau orang-orang pembantu-pembantunya."
Baca juga: Sosok Joao Angelo De Sousa Mota, Dirut BUMN Agrinas Pangan Mengundurkan Diri, Baru 6 Bulan Menjabat
"Sehingga kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa membuat langkah-langkah nyata yang sudah kami siapkan. Contohnya anggaran sampai hari ini, Agrinas Pangan Nusantara masih nol," jelasnya.
Joao pun menilai, cara kerja Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) masih bersifat terlalu birokratis dan tidak berorientasi bisnis.
Dia lantas mencontohkan betapa berbelitnya birokrasi di Danantara ketika PT Agrinas Pangan sudah tiga kali menyerahkan studi kelayakan atau feasibility study untuk sebuah rencana proyek.
Namun, meski berulang kali mengajukan, belum juga disetujui karena berbagai alasan.
"Sehingga sampai hari ini dimintakan lagi FS yang sampai hari ini mungkin ketiga atau keempat kali kita serahkan itu," katanya.
Selain itu, Joao mengungkapkan pengunduran dirinya karena merasa tidak cocok dengan cara kerja yang terlalu birokratis tersebut.
Dia mengatakan, cara kerjanya lebih berorientasi bisnis dan bekerja cepat karena. Sebelum menjadi Dirut PT Agrinas Pangan, Joao memang bukanlah seorang birokrat tetapi bekerja di sektor swasta.
"Kebetulan dari sektor swasta murni di mana saya biasa bekerja dengan cepat, singkat, dengan prosedur-prosedur yang berpihak kepada bagaimana bisa mempercepat suatu kegiatan, dan berorientasi dengan profit."
"Budaya ini ternyata sangat jauh daripada yang kami praktekan selama ini sehingga saya melihat semangat dan keseriusan Pak Prabowo yang luar biasa tidak didukung oleh pembantu-pembantunya termasuk teman-teman di Danantara masih terbelenggu dengan administrasi yang sangat panjang, bertumpang tindih, dan tidak pernah selesai," jelasnya.
Joao turut meminta maaf kepada Presiden Prabowo Subianto dan seluruh masyarakat karena belum dapat dengan baik mengemban jabatan tersebut.
Setelah itu, Joao langsung membungkukan badan di depan awak media terkait pengunduran dirinya.
Kemudian dirinya mengatupkan kedua tangannya sebagai simbol permintaan maaf.
Komisi VI DPR Dukung Integrasi Tiga Subholding Pertamina: Penyelarasan dengan Kebijakan Danantara |
![]() |
---|
BAKN DPR RI Gelar Rapat Tertutup dengan Danantara, Bahas Apa? |
![]() |
---|
Resmi Dilantik, FKP IKA UII Siap Jadi Mitra Strategis Danantara Selamatkan BUMN |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Berharap Danantara dan Swasta Berkontribusi Sebagai Motor bagi Pertumbuhan Ekonomi RI |
![]() |
---|
7 Desakan Darurat Ekonomi yang Dilayangkan Sejumlah Ekonom ke Pemerintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.