Jumat, 3 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Ambisi Trump Kuasai Pasar Chip, Paksa Nvidia dan AMD Bayar Pajak Miliaran Dolar ke AS

Trump minta Nvidia dan AMD untuk setor 15 persen dari pendapatan chip mereka di China untuk pemerintah AS, ancam blokir lisesni jika tolak perintah

Facebook The White House
KEBIJAKAN TRUMP - Foto diambil dari Facebook The White House, Sabtu (21/6/2025). Trump minta Nvidia dan AMD untuk setor 15 persen dari pendapatan chip mereka di China untuk pemerintah AS, ancam blokir lisensi ekspor jika tolak perintah . 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Donald Trump mulai menerbitkan lisensi ekspor bagi raksasa chip Amerika Serikat, termasuk Nvidia dan AMD agar dapat menjual produk ke China.

Namun dalam laporan terbaru yang dikutip Reuters, Trump meminta kedua pabrik chip di atas untuk menyerahkan 15 persen pendapatan dari penjualan chip AI canggih mereka di China kepada pemerintah AS.

Kebijakan ini mencerminkan tarik-ulur kepentingan antara keamanan nasional dan keuntungan ekonomi di tengah persaingan teknologi global.

Mengingat pada April 2025, Trump sempat melarang penjualan chip H20 milik Nvidia ke China meski telah dirancang khusus agar sesuai regulasi era Joe Biden.

Trump khawatir chip AI canggih akan dimanfaatkan untuk mengembangkan senjata otonom, sistem analisis intelijen, atau teknologi enkripsi yang dapat mengancam dominasi militer AS.

Oleh karenanya Washington berusaha membatasi akses Beijing terhadap teknologi semikonduktor kelas atas.

Namun baru-baru ini Trump secara mengejutkan menunjukkan perubahan sikap.

Alih-alih melarang total, Trump kini mengizinkan Nvidia dan AMD untuk mengakses pasar chip terbesar kedua di dunia.

Trump menilai aturan ini diperlonggar dengan tujuan memanfaatkan ketergantungan perusahaan pada pasar China untuk menegosiasikan keuntungan langsung bagi pemerintah AS.

Menurutnya kesepakatan pajak 15 persen pendapatan dianggap sebagai bentuk “win-win” bagi AS agar mendapatkan uang, sementara perusahaan tetap bisa beroperasi di pasar strategis, dan China tetap terbatas pada chip yang sudah dimodifikasi.

Baca juga: Industri Otomotif Global Tertekan, Kerugian Capai 11,8 Miliar Dolar AS Akibat Tarif Impor Trump

Nvidia dan AMD Manut Aturan Trump

Pasca Trump melontarkan tawarannya, dua raksasa teknologi Amerika Serikat, Nvidia dan AMD, dilaporkan sepakat memberikan 15 persen dari pendapatan penjualan chip mereka di China kepada pemerintah AS.

Kesepakatan ini menjadi langkah belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri semikonduktor, sebagaimana dilansir Reuters.

Menurut laporan tersebut, pembagian pendapatan ini berlaku untuk chip H20 milik Nvidia dan chip MI308 milik AMD.

Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan, pemerintahan Trump belum memutuskan bagaimana dana ini akan digunakan.

Namun kemungkinan besar kebijakan ini masih berada pada tahap awal implementasi.

Di mana fokus utama Pemerintahan Trump yakni memastikan skema pembagian pendapatan berjalan efektif sebelum menentukan arah penggunaan dana. Artinya, uang yang masuk belum memiliki pos anggaran atau tujuan spesifik.

China Jadi Pembeli Chip Terbesar di Dunia

Adapun keputusan Nvidia dan AMD untuk menyetujui pemberian 15 persen pendapatan dari penjualan chip AI canggih mereka di China kepada pemerintah Amerika Serikat bukanlah langkah yang diambil secara tiba-tiba.

Kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini lahir dari kombinasi kepentingan ekonomi, tekanan geopolitik, dan strategi bertahan di pasar teknologi global yang semakin kompetitif.

Bagi kedua perusahaan, China adalah pasar yang terlalu penting untuk dilepaskan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Negeri Tirai Bambu menjadi salah satu pembeli terbesar chip AI kelas atas, yang digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari pengembangan kecerdasan buatan, analisis data skala besar, hingga penelitian ilmiah.

Nvidia, misalnya, memperoleh sekitar 13 persen dari total pendapatan globalnya dari pasar China, sementara AMD meraup seperempat pendapatannya dari sana.

Kehilangan akses ke pasar sebesar itu akan berdampak langsung pada pendapatan dan posisi mereka di persaingan global.

Ketika Donald Trump pada April 2025 melarang penjualan chip H20 Nvidia ke China dengan alasan keamanan nasional, kedua perusahaan langsung menghadapi ancaman kehilangan pangsa pasar strategis.

Padahal, Nvidia telah memodifikasi chip tersebut agar sesuai dengan aturan ekspor yang berlaku di era Joe Biden.

Namun, larangan itu tetap diberlakukan karena pemerintah menilai risiko keamanan dan potensi penyalahgunaan teknologi masih terlalu tinggi.

Bagi Nvidia dan AMD, menerima syarat ini jauh lebih baik daripada kehilangan akses sepenuhnya. Meskipun harus mengorbankan sebagian pendapatan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan di China tetap besar dan bernilai strategis.

Selain itu, mematuhi kebijakan pemerintah AS membantu kedua perusahaan menghindari risiko sanksi tambahan yang dapat menghambat operasi mereka di pasar internasional.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved