Industri Otomotif Global Tertekan, Kerugian Capai 11,8 Miliar Dolar AS Akibat Tarif Impor Trump
Industri otomotif global mencatat kerugian besar setelah tarif impor baru resmi berlaku di Amerika Serikat pada 7 Agustus 2025.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Industri otomotif global mencatat kerugian besar setelah tarif impor baru resmi berlaku di Amerika Serikat pada 7 Agustus 2025.
Tarif atau pajak impor adalah bea yang dikenakan oleh pemerintah nasional, wilayah pabean atau serikat supranasional atas impor barang dan dibayar oleh importir.
Menurut analisis Wall Street Journal (WSJ), total beban tarif yang ditanggung industri otomotif mencapai 11,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 192 triliun, menambah tekanan bagi produsen mobil di tengah pelemahan laba.
Tekanan tersebut datang dari pemberlakukan tarif yang mencakup bea masuk 25 persen untuk mobil penumpang, truk ringan dan suku cadang, serta 50 persen untuk baja dan aluminium.
Analis Kebijakan Fiskal John Locke Foundation Joseph Harris menyatakan, musim semi ini pemerintahan Trump memberlakukan tarif 25 persen untuk kendaraan penumpang, truk ringan dan suku cadang mobil impor, yang menimbulkan dampak besar pada industri otomotif.
"Pada kuartal kedua, laba operasional di antara 14 produsen mobil besar turun sebesar 12 miliar dolar AS," ungkap Harris dikutip dari Carolina Journal, Sabtu (9/8/2025).
Data menunjukkan Toyota menjadi produsen yang paling terpukul, menanggung biaya tarif sebesar 3,06 miliar. Perusahaan asal Jepang itu memproyeksikan kerugian hingga 9,5 miliar pada akhir tahun fiskal Maret, yang akan memangkas laba bersih hingga 44 persen.
Baca juga: Penjualan Chery di GIIAS 2025 Capai 2.153 Unit, Lini Produk PHEV Dominasi Pesanan
Manajer Komunikasi Toyota Amerika Utara Emily Holland mengatakan, toyota telah menjadi bagian dari budaya di AS selama lebih dari 65 tahun dan filosofi perusahaan selalu membangun di tempat menjual dan membeli di tempat perusahaan membangun.
"Dengan lebih dari 50 miliar investasi di AS, termasuk 10 pabrik manufaktur di AS dan lebih dari 49.000 lapangan kerja langsung, kami sepenuhnya mematuhi perjanjian perdagangan USMCA dan akan terus memperdalam investasi kami di Amerika. Seperti seluruh industri otomotif atau bisnis global lainnya, kami akan terus beradaptasi dengan kebijakan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ucap Holland.
General Motors (GM) juga melaporkan beban pengenaan biaya tarif impor sebesar 1,1 miliar dolar AS pada kuartal kedua tahun ini, dengan estimasi dampak tahunan mencapai 4-5 miliar dolar AS. WSJ mencatat, tarif tersebut telah memangkas laba bersih GM sebesar 35 persen.
Baca juga: GIIAS 2025: Astra Financial-Yayasan Astra Kolaborasi Berdayakan UMKM Batik Cikuya di Tangerang
Volkswagen mengalami kerugian 1,51 miliar dolar AS, sementara Ford merugi sekitar 1 miliar dolar AS. Tesla menjadi pabrikan dengan dampak terkecil, yaitu 0,3 miliar dolar AS.
Analis memperingatkan, jika beban tarif terus berlanjut, produsen kemungkinan akan mempertimbangkan penyesuaian harga.
"Sejauh ini, produsen mobil enggan menaikkan harga, tetapi jika biaya perdagangan yang tinggi terus berlanjut, produsen kemungkinan akan mempertimbangkan kembali strategi penetapan harga mereka dalam waktu dekat," ungkap Harris.
Selesai Diperiksa KPK, Bupati Pati Sudewo Langsung Dijemput Mobil Mewah Toyota Alphard |
![]() |
---|
SMA Negeri 1 Matauli Pandan Tapanuli Tengah Juara Toyota Eco Youth ke-13 |
![]() |
---|
Mobil Toyota Fortuner Ringsek Usai Tabrak Truk di Serpong, Pengemudi Tewas |
![]() |
---|
Deretan Mobil Mewah Antarkan Anggota DPR Hadiri Sidang Tahunan, Land Cruiser hingga Hyundai Palisade |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.