Senin, 29 September 2025

KEK Sanur Bali Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Diproyeksi Serap Investasi Rp20 Triliun

Pada 2045 keberadaan KEK Sanur diprediksi memberikan multiplier effect terhadap Produk Domestik Bruto nasional senilai Rp80,7 triliun.

Istimewa
RUMAH SAKIT INTERNASIONAL - Bali International Hospital (BIH) di KEK Sanur, Bali. The Sanur ditargetkan dapat menyerap hingga 123.000 hingga 240.000 pasien pada 2030, yang sebelumnya memilih layanan kesehatan di luar negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Denpasar, Bali, merupakan KEK Kesehatan pertama di Indonesia yang diyakini mampu mendorong perekonomian nasional.

KEK merupakan wilayah tertentu di Indonesia yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kemudahan dan fasilitas bagi investor dan pelaku usaha.

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menjelaskan, sektor pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dan juga menjadi salah satu penyumbang devisa utama bagi negara.

“Kami memproyeksikan KEK Sanur dapat membuka kesempatan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara untuk berwisata dan berobat ke Indonesia,” tutur Maya dalam keterangannya, Jumat (25/7/2025).

Baca juga: Tekan Kesenjangan di Luar Pulau Jawa, Ini 10 Rekomendasi Optimalkan KEK Pariwisata 

Dibangun di atas lahan seluas 41,26 hektare, The Sanur dikembangkan sebagai Internasional health and wellness destination di Indonesia dengan fasilitas kesehatan dan pariwisata yang terintegrasi, seperti International Medical Facility yaitu Bali International Hospital berkapasitas hingga 240.000 pasien.

Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat mengatakan, pengembangan The Sanur diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan, terlebih wisata kesehatan merupakan sektor strategis yang memiliki potensi besar.

The Sanur ditargetkan dapat menyerap hingga 123.000 hingga 240.000 pasien pada 2030, yang sebelumnya memilih layanan kesehatan di luar negeri.

Dengan demikian, terdapat potensi penghematan devisa hingga Rp86 triliun dan penambahan devisa negara sekitar Rp19,6 triliun dalam periode 2022–2045.

Kawasan ini juga diproyeksikan menjadi pionir destinasi wisata kesehatan dan kebugaran terbaik di Asia Tenggara, dengan target dapat menyerap investasi sebesar Rp15–20 triliun.

Pada tahun 2045, keberadaan KEK Sanur diprediksi akan memberikan multiplier effect terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional senilai Rp80,7 triliun dan menyerap sekitar 18.375 tenaga kerja, atau meningkat sekitar 2.069 persen dibandingkan kondisi tanpa KEK Sanur.

"Kami optimis, The Sanur tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur layanan kesehatan dan pariwisata, tetapi juga motor penggerak perekonomian yang berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional," paparnya.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, KEK Sanur hingga saat ini, total penyerapan tenaga kerja mencapai 4.031 orang.

Tercatat pada semester I Tahun 2025 saja, The Sanur telah menyerap sebanyak 864 tenaga kerja lokal di sekitar Sanur maupun Provinsi Bali.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan