Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Turunkan Tarif Impor RI Jadi 19 Persen, API: Dorong Daya Saing Tekstil Nasional
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyambut positif hasil negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyambut positif hasil negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Negosiasi menghasilkan penurunan tarif impor bagi sejumlah produk Indonesia, salah satunya tekstil.
Tarif AS yang semula sebesar 32 persen terhadap produk impor dari Indonesia yang akan berlaku pada 1 Agustus 2025, telah dikurangi menjadi hanya 19 persen.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana mengatakan, penurunan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia di pasar global, khususnya Amerika Serikat.
Hal ini berkaca bahwa selama ini Amerika menjadi tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tekstil. Danang menyebut bahwa sektor tekstil termasuk subsektornya yakni fashion, garment dan alas kaki, akan merasakan manfaat signifikan.
"Tekstil akan lebih bergairah ya. Itu tidak hanya tekstil sebagai bahan-bahan tekstil, tetapi juga fashion, garment, alas kaki. Itu jadi lebih memiliki kemudahan, dengan tarif yang 19 persen ini," terang Danang dihubungi Tribunnews, Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Prabowo Akui Lakukan Negosiasi Alot dengan Trump untuk Sepakati Tarif Impor
Dengan penurunan tarif menjadi 19 persen ini, Danang menyebut akan mendorong indeks competitiveness produk-produk Indonesia. Namun ia mengingatkan, harga yang kompetitif saja tidak cukup.
"Harus diimbangi juga dengan kualitas kita yang harusnya semakin baik dan semakin baik. Karena ini bagian dari proses transaksi internasional trade. Kualitas dan pricing itu harus jadi kombinasi yang paling dominan dalam keseluruhan proses bisnis," jelasnya.
Dengan adanya ketentuan tersebut API menilai, peluang ekspor yang terbuka harus dibarengi dengan pembenahan kualitas produk, efisiensi logistik dan penguatan daya saing.
Hal ini agar Indonesia tidak tertinggal dari negara pesaing, seperti Vietnam dan Malaysia yang memiliki struktur logistik lebih efisien.
"Dengan Vietnam selisihnya cuma 1 persen. Sementara biaya logistik dari Vietnam ke Amerika lebih dekat dari Indonesia. Pastinya keseluruhan aspek mesti kita lihat. Happy tapi juga tidak perlu over happiness," kata Danang.
Kembali Ia mengingatkan agar pelaku industri tidak sekadar berpuas diri dengan adanya penurunan tarif, melainkan juga menjadikan momentum ini sebagai pemicu untuk memperkuat fondasi industri nasional.
"Ini harusnya memberikan energi positif bagi industri manufaktur untuk lebih memperbaiki diri agar ekspor kita ke AS bisa lebih meningkat. Karena kita akan dapat tarif yang sedikit lebih rendah dibanding negara kompetitor," ungkapnya.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Merasa 'Ditampar' saat India, Rusia, dan China Lakukan Pertemuan, Langsung Beri Peringatan |
---|
Trump Tolak Tawaran Manis India: Tarif Nol Persen Tak Lagi Berarti, Sudah Terlambat! |
---|
Industri Otomotif Kehilangan 51.500 Lapangan Kerja Akibat Tekanan Tarif Dagang |
---|
Trump Murka, Siap Gugat ke Mahkamah Agung Usai Tarif Dagang Andalannya Dinyatakan Ilegal |
---|
Acuhkan Ancaman Tarif Trump, India Tingkatkan Ekspor Minyak dari Rusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.