Senin, 29 September 2025

Di Luar Perkiraan, Ekonomi China Malah Tumbuh Saat Perang Tarif dengan AS

Di luar perkiraan, perekonomian China (Tingkok) tumbuh lebih cepat pada kuartal kedua 2025.

|
Editor: Hasanudin Aco
Instagram realdonaldtrump/xi.jinping_cn
PERANG TARIF - Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Perekonomian China malah tumbuh di tengah perang tarif yang digalakkan Trump. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Di luar perkiraan, perekonomian China (Tingkok) tumbuh lebih cepat pada kuartal kedua 2025.

Kondisi ini menunjukkan ketahanan perekonomian China dalam menghadapi perang tarif yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

China, ekonomi nomor 2 di dunia sejauh ini terhindar dari perlambatan tajam.

Hal ini mungkin  disebabkan oleh gencatan senjata perdagangan AS-Tiongkok yang rapuh dan dukungan kebijakan.

Namun  pasar bersiap menghadapi paruh kedua yang lebih lemah karena ekspor kehilangan momentum, harga terus turun, dan kepercayaan konsumen tetap rendah.

Data pada hari Selasa (15/7/2025)  menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Tiongkok tumbuh 5,2 persen pada kuartal April hingga Juni dibandingkan tahun sebelumnya, melambat dari 5,4 persen pada kuartal pertama.

Tetapi sedikit di atas ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 5,1 persen.

"Tiongkok mencapai pertumbuhan di atas target resmi sebesar 5 persen pada Q2, sebagian karena peningkatan ekspor," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

Pertumbuhan di atas target pada kuartal I dan II memberi ruang bagi pemerintah untuk menoleransi perlambatan di paruh kedua tahun ini.

Secara triwulanan, PDB tumbuh 1,1 persen pada bulan April hingga Juni.

Para investor mencermati tanda-tanda stimulus baru pada pertemuan Politbiro mendatang yang dijadwalkan pada akhir Juli, yang kemungkinan akan membentuk kebijakan ekonomi untuk sisa tahun ini.

Beijing telah meningkatkan belanja infrastruktur dan subsidi konsumen, di samping pelonggaran moneter yang stabil.

Pada bulan Mei, bank sentral memangkas suku bunga dan menyuntikkan likuiditas sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk melindungi perekonomian dari tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Pelonggaran moneter lebih lanjut diharapkan dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara beberapa analis meyakini pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran defisit jika pertumbuhan melambat tajam.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan