Selasa, 30 September 2025

Top Rank

10 Negara dengan Utang Publik Tertinggi di Dunia, Jepang Teratas Disusul Singapura

Inilah daftar 10 negara dengan utang publik tertinggi di dunia. Jepang menempati posisi pertama disusul oleh Singapura.

Pexels
UTANG PUBLIK TERTINGGI - Ilustrasi uang yang diunduh dari Pexels pada 28 Mei 2025. Inilah daftar 10 negara yang memiliki utang publik tertinggi di dunia. 

Kelemahan-kelemahan ini terekspos secara dramatis selama krisis keuangan global 2008, yang menjerumuskan Yunani ke dalam resesi parah dan memaksa berbagai dana talangan internasional yang disertai dengan langkah-langkah penghematan yang ketat.

Sejak pandemi, beban utang publik Yunani telah turun lebih dari 50 poin persentase di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kebijakan fiskal yang bijaksana.

Tetapi diperkirakan masih akan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia pada 2025, yaitu sebesar 149 persen dari PDB.

5. Italia

Tingginya utang publik Italia disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lamban selama beberapa dekade, inefisiensi struktural, dan tingginya belanja pemerintah untuk program pensiun dan kesejahteraan sosial.

Selama krisis utang Eropa tahun 2010-an, Italia merupakan salah satu negara yang paling berisiko—salah satu yang disebut PIGS—meskipun tidak pernah membutuhkan dana talangan formal.

Proyeksi Konsensus saat ini memperkirakan rasio utang publik Italia terhadap PDB sebesar 138 persen pada 2025.

Italia bisa dibilang merupakan mata rantai fiskal terlemah di kawasan euro, mengingat proyeksi utang publik negara yang tinggi dikombinasikan dengan besarnya perekonomian.

6. Sudan

Utang publik Sudan diperkirakan mencapai 128 persen dari PDB pada 2025.

Angka ini lebih dari dua kali lipat rata-rata negara-negara berkembang.

Tingginya uang Sudah diakibatkan dari konflik internal yang berkepanjangan, salah urus ekonomi, sanksi internasional, dan dampak ekonomi yang menghancurkan dari pemisahan diri Sudan Selatan pada 2011, yang secara drastis mengurangi pendapatan minyak.

Faktor-faktor ini memaksa Sudan untuk sangat bergantung pada pinjaman eksternal untuk membiayai defisit anggaran, yang memicu ketidakstabilan ekonomi kronis.

Meskipun keterlibatan internasional baru-baru ini dan inisiatif keringanan utang telah mulai mengatasi tantangan utang Sudan, negara tersebut masih sangat rentan.

Ketidakstabilan politik yang terus-menerus—termasuk perang saudara yang menghancurkan yang telah terjadi sejak 2023—dan reformasi ekonomi yang terbatas terus menyulitkan pemerintah untuk mengelola beban utangnya.

7. Bahrain

Rasio utang publik terhadap PDB Bahrain meningkat sekitar tiga kali lipat antara tahun 2012 dan 2023, dengan lonjakan yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Anjloknya harga minyak global pada 2014–2016 mengurangi pendapatan hidrokarbon, sehingga memperburuk defisit fiskal.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan