Selasa, 30 September 2025

Stok Beras Menipis dan Harga Melonjak, Jepang Lakukan Impor Beras Bertarif

Amerika Serikat menjadi sumber pemasok utama dengan impornya mencapai 7.894 ton, disusul oleh Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Mainichi/Yuka Kato
HARGA BERAS MASIH TINGGI - Beras impor dari Taiwan merek "Musubi no Sato" terlihat dijual di supermarket Kichijoji Seiyu di Musashino, Kota Tokyo, 14 November 2024. Pemerintah Jepang akhirnya melepas 200.000 metrik ton cadangan beras pemerintah ke pasar demi mengatasi kenaikan harga yang terjadi sejak 2024 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Stok beras Jepang menipis sejak tahun 2023 akibat gagal panen akibat cuaca buruk. 

Ketersediaan beras di Negeri Samurai kian tipis karena peningkatan konsumsi yang disebabkan oleh jumlah wisatawan yang naik di tahun lalu.

Awal tahun 2025, stok beras kian sulit disebabkan oleh panic buying setelah peringatan adanya topan dan gempa bumi, yang memaksa beberapa pengecer membatasi penjualan.

Rentetan kejadian tersebut membuat ketersediaan beras di Jepang menjadi langka dan mendongkrak harganya menjadi lebih mahal.

Baca juga: Investigasi Satgas Pangan: Beras di Pasaran Berpotensi Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun

Untuk menyediakan beras dengan harga terjangkau, pihak swasta di Jepang melakukan impor beras bertarif. 

Akibatnya, pada bulan Mei lalu impor beras yang dikenakan bea cukai mencapai 3,5 kali lipat dari total volume yang diimpor selama seluruh tahun fiskal 2024, menurut data perdagangan pemerintah yang diperbarui pada hari Jumat, dilansir dari Japan Today.

Menurut statistik perdagangan dari Kementerian Keuangan Jepang, sebanyak 10.605 ton beras bertarif diimpor pada bulan Mei, meningkat tajam dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 115 ton.

Amerika Serikat menjadi sumber pemasok utama dengan impornya mencapai 7.894 ton, disusul oleh Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Harga beras di Jepang terus melonjak, sebagian disebabkan oleh kekurangan pasokan. 

Sistem lelang yang awalnya digunakan pemerintah untuk melepaskan cadangan beras justru dianggap menyebabkan inflasi harga lebih lanjut.

Pakar Pertanian dari Japan Research Institute Yasufumi Miwa menyatakan, impor swasta kemungkinan akan menurun dalam waktu dekat karena sejak akhir Mei, pemerintah mulai menjual cadangan berasnya langsung ke pengecer melalui kontrak langsung, yang membantu meredakan harga.

Namun, Miwa memperingatkan bahwa harga bisa kembali naik jika harga beras panen baru tetap berada di kisaran 4.000 yen per 5 kilogram.

Saat ini, Jepang mengimpor 770.000 ton beras per tahun tanpa tarif sebagai bagian dari komitmen akses minimum sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). 

Dari jumlah itu, 100.000 ton digunakan untuk konsumsi masyarakat.

Karena lonjakan impor baru-baru ini berada di luar kuota tersebut, maka impor tersebut dikenakan tarif sebesar 341 yen per kilogram.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan