Kamis, 2 Oktober 2025

UMKM NTT Perlu Dapat Pendampingan Agar Naik Kelas dan Tembus Pasar Nasional

Penguatan UMKM desa harus mencakup perbaikan mutu produk, pengemasan yang lebih modern, hingga strategi pemasaran yang tepat sasaran.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
PENDAMPINGAN UMKM - Pengusaha asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go. UMKM dari desa perlu mendapat pendampingan agar bisa naik kelas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pengusaha sekaligus tokoh asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Fransiscus Go, menilai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang lahir dari potensi desa perlu mendapat pendampingan menyeluruh.

Menurutnya, penguatan UMKM desa harus mencakup perbaikan mutu produk, pengemasan yang lebih modern, hingga strategi pemasaran yang tepat sasaran.

“Melalui kolaborasi lintas pihak, UMKM desa tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang menjadi penggerak ekonomi yang tangguh,” ujar Frans Go saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Persiapan Saisana, Kecamatan Waibeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan belum lama ini.

Dalam kunjungan tersebut, Frans Go meninjau langsung proses produksi Sambal Asett, produk UMKM yang digagas anak-anak muda desa, yakni Piter dan Yaya.

Ia menegaskan, keberhasilan UMKM naik kelas dimulai dari perubahan cara berpikir.

“Kalau kita bicara UMKM naik kelas, itu berarti bicara soal mindset. Kita tidak boleh puas hanya bisa memproduksi. Harus ada keberanian untuk bermimpi lebih jauh dan belajar mengelola usaha secara profesional,” tegas Frans Go.

Sebagai Ketua Yayasan Felix Maria Go (YFMG), ia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi desa yang berkelanjutan agar UMKM memiliki daya saing di tingkat nasional.

“Saya kagum kepada Piter dan Yaya. Di era sekarang, sulit menemukan anak muda yang setia mendampingi petani. Tapi inilah modal sosial yang sangat berharga. Kalau kita ingin UMKM desa naik kelas, semua pihak harus saling menguatkan—dari proses produksi hingga akses pasar,” katanya.

Menurut Frans, keterlibatan generasi muda menjadi kunci transformasi UMKM agar lebih profesional dan berorientasi pasar.

Sambal Asett sendiri dirintis oleh Yaya, seorang ibu muda milenial yang aktif memberdayakan petani lokal. Ia menggandeng kelompok tani milenial bernama GEJALA yang berkomitmen menjaga ekosistem pertanian meski menghadapi keterbatasan air.

Baca juga: LPS: Pelaku UMKM Harus Punya Cadangan Dana Sehat untuk Antisipasi Risiko Keuangan

Yaya mengungkapkan, kunjungan Frans Go merupakan kunjungan perdana dari tokoh luar desa ke lokasi produksi mereka. Kehadiran itu menjadi suntikan semangat bagi tim Sambal Asett untuk terus menghasilkan produk bernilai tambah.

“Ini mendorong kami terus berkarya dan membuat anak-anak muda percaya bahwa kampung sendiri bisa menjadi tempat membangun mimpi,” tutur Yaya.

Baca juga: Apindo Dukung Skema PPh 22 PMSE, Suryadi Sasmita: Bukan Pajak Baru, UMKM Kecil Tak Perlu Khawatir

Selain anak muda, Yaya juga merangkul para orang tua yang anaknya merantau, dengan harapan mereka dapat melihat potensi desa dan terpanggil untuk pulang.

Kolaborasi Menuju Pasar Nasional

Frans Go mengumumkan rencana kerja sama antara Sambal Asett dan Sayur Kendal, jaringan distribusi sayuran dari Jakarta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved