Konflik Iran Vs Israel
Perang Iran vs Israel Diprediksi Berdampak Pada Ketenagakerjaan RI, PHK Bisa Tembus 100 Ribu Orang
presiden ASPIRASI Mirah Sumirat memprediksi perang Iran vs Israel bisa berdampak pada sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) Mirah Sumirat memprediksi perang Iran vs Israel bisa berdampak pada sektor ketenagakerjaan Indonesia.
Ia memprediksi dampak panjang dari perang ini bisa berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 100 ribu pekerja di Indonesia. Ini juga diperparah dengan faktor perekonomian Indonesia yang menurutnya sedang tidak baik-baik saja.
"Saya yakin, seyakin-yakinny,a itu akan mencapai 100 ribu nanti akhir tahun kalau memang perang ini tidak bisa berhenti," kata Mirah ketika ditemui di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2025).
Berkaca dari perang antara Rusia dan Ukraina, Mirah yakin koflik geopolitik di dunia dapat mempengaruhi ketenagakerjaan dalam negeri.
"Kemarin yang perang Ukraina-Rusia saja mereka berpengaruh ke sektor industri tekstil, alas kaki dan turunannya, apalagi Israel-Iran," ujar Mirah.
Ia mengaku telah menerima wanti-wanti dari beberapa perusahaan mengenai dampak dari perang Iran vs Israel.
Baca juga: Serikat Pekerja Catat Sudah Ada 78 Ribu Orang di PHK, Tiga Kali Lipat dari Data Kemnaker
Para perusahaan itu mewanti-wanti bahwa perang Iran vs Israel akan berdampak pada mereka.
"Banyak kawan-kawan dari sektor teknologi, sektor otomotif, itu juga terpengaruh, sudah mulai menyampaikan kepada kami bahwa dalam tanda kutip dampak dari perang Iran dan Israel," ucap Mirah.
Sebagai informasi, ASPIRASI mencatat pada Januari hingga Mei 2025, 78 ribu pekerja telah terkena PHK. Sektor terbesar dengan PHK tertinggi menurut mereka adalah ritel, lalu diikuti perbankan.
Angka tersebut tiga kali lipat lebih besar dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Kemnaker mencatat, dari Januari hingga 20 Mei 2025, angka PHK sebesar 26.455 orang. Jawa Tengah menjadi yang daerah dengan jumlah PHK tertinggi, diikuti Jakarta dan Riau.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mencatat pada 1 Januari hingga 10 Maret 2025 jumlah PHK mencapai 73.992 orang.
Baca juga: 26 Wamen Rangkap Jabatan Komisaris BUMN, Pengamat: Rakyat Resah, PHK Marak tapi Elite Panen Kursi
Situasi Genting
Terpisah, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, kondisi pasar keuangan domestik belum menunjukkan situasi yang genting di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.
Hal tersebut merespons eskalasi geopolitik Iran-Israel yang terjadi sepekan lalu. Hingga muncul keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam konflik tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.