Pendapatan negara dari ekspor komoditas, yang sempat menjadi penyelamat di masa krisis sebelumnya, juga akan terpengaruh jika permintaan global menurun atau rantai pasok terganggu akibat biaya logistik yang melonjak dan disrupsi pengiriman.
"Pemerintah harus memiliki skenario darurat yang komprehensif untuk mengatasi lonjakan harga minyak dan komoditas lainnya, mungkin dengan subsidi yang terarah atau kebijakan fiskal yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar. Kemudian, diversifikasi dan adaptasi," tuturnya.
"Kita perlu terus mencari alternatif energi terbarukan, memperkuat rantai pasok domestik untuk mengurangi ketergantungan impor, dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang lebih resilient terhadap gejolak eksternal, seperti ekonomi digital atau industri pengolahan dengan nilai tambah tinggi," tambah Achamad.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.