Senin, 29 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Konflik Iran-Israel Bisa Pengaruhi Pasar Energi, Industri Diminta Mulai Waspada

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan, pentingnya memitigasi risiko dampak perang Iran-Israel pada industri

|
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
handout
KONFLIK IRAN Vs ISRAEL - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan, pentingnya memitigasi risiko dampak perang Iran-Israel pada industri, terutama ketergantungan industri dalam negeri pada energi impor sebagai bahan baku maupun komponen input produksi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik Iran dan Israel yang memanas sejak akhir pekan lalu diprediksi akan memengaruhi pasar energi global. Apalagi Timur Tengah merupakan penghasil minyak utama menyumbang hampir 30 persen produksi global.

Dampak dari memanasnya konflik tersebut perlu mulai diwaspadai oleh industri dalam negeri. Iran mampu memproduksi 3,2 juta barel minyak per hari. Konflik ini akan memicu gangguan pasokan sekaligus memicu fluktuasi harga energi di pasar internasional. 

Baca juga: Irak Dihimpit Israel dan Iran: Tak Mau Terlibat tapi Sulit Menghindar dari Konflik Kawasan

Harga minyak Brent telah berfluktuasi antara 73 dolar AS hingga 92 dolar AS per barel paska perang Iran-Israel, dengan analis memperingatkan potensi kenaikan 15-20 persen pada 2025.

Volatillitas harga energi dunia ini juga semakin tinggi seiring dengan munculnya ancaman penutupan selat Hormuz yang telah menjadi urat nadi jalur pasokan energi dunia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengingatkan, pentingnya memitigasi risiko dampak perang Iran-Israel pada industri, terutama ketergantungan industri dalam negeri pada energi impor sebagai bahan baku maupun komponen input produksi.

"Mitigasi juga dibutuhkan mengantisipasi gangguan pada rantai pasok global terutama pada rantai pasok bahan baku industri, karena jalur logistik bahan baku dan produk ekspor industri melewati timur tengah yang sedang dilanda konflik terbuka saat ini," ungkap Menperin dalam keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Tidak hanya itu, Menperin juga mengingatkan industri manufaktur juga memitigasi dampak perang Iran-Israel terhadap gejolak nilai tukar mata uang yang berakibat terhadap inflasi harga input produksi dan penurunan daya saing ekspor produk industri.

Menurutnya, energi bagi industri adalah sesuatu yang vital, tidak hanya sebagai sumber energy produksi, tetapi juga sebagai bahan baku dalam proses produksi.

Oleh karena itu, industri dalam negeri diminta lebih efisien dalam penggunaan energi dalam proses produksi. Penggunaan energi lebih efisien dari berbagai sumber dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri.

Baca juga: 9 Negara Evakuasi Warganya dari Iran dan Israel, Indonesia Belum Lakukan Penarikan

"Hal ini juga sekaligus mendukung kedaulatan energi nasional sebagaimana telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo," ucap Agus.

Kemenperin mendorong pelaku industri untuk tidak hanya menggunakan energi secara efisien, tetapi juga mendiversifikasi sumber energi yang digunakan dalam produksi.

Upaya ini menjadi krusial mengingat ketergantungan pada energi fosil impor, terutama yang berasal dari kawasan Timur Tengah, semakin berisiko di tengah konflik geopolitik yang berkepanjangan.

"Industri nasional harus mulai mengandalkan sumber energi domestik, termasuk energi baru dan terbarukan seperti bioenergi, panas bumi, serta memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif," kata Menperin.

Kemenperin terus mendorong agar sektor manufaktur dapat menghasilkan produk-produk yang mendukung program ketahanan energi nasional, seperti mesin pembangkit, infrastruktur energi dan komponen pendukung energi terbarukan.

Di sektor pangan, Agus juga menyoroti urgensi hilirisasi produk agro sebagai respons strategis terhadap dampak tidak langsung perang Iran-Israel terhadap ekonomi global.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan