Kebutuhan Sektor Industri Meningkat, Braze Operasikan Data Center Pertama di Indonesia
data center di Indonesia menjadi data center Breze kedua di Asia Pasifik setelah data center pertama Braze di Asia Pasifik dibuka di Australia.
"Pasar Asia Pasifik ini sangat menarik, mayoritas orang belanja via mobile apps. Kawasan ini juga memiliki populasi penduduk besar. Asia Pasifik adalah pasar masa kini dan masa datang dan 99 persen brand memyatakan semakin terbuka untuk menggunakan AI," ujar Shahid Nizami.
Perusahaan Data Center Makin Agresif
Berdasar catatan Tribunnews, pemain di bisnis data center di Indonesia terus bertambah baik lokal maupun multinasional serta patungan atau joint venture.
Salah satu pemain baru di bisnis ini adalah Digital Realty Bersama, perusahaan patungan antara perusahaan lokal Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) dengan perusahaan data center global, Digital Realty.
Digital Realty Bersama mengembangkan dan mengoperasikan bisnis data center di Indonesia dan anak usaha BDIA, yaitu Bersama Digital Data Centres (BDDC) melebur ke dalam perusahaan patungan tersebut.
Pemegang saham mayoritas BDDC adalah Provident Capital Partners, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), konsorsium yang dipimpin oleh Macguarie Asset Management, serta Distro Hub.
President Direktur Digital Realty Bersama, Angelo Syailendra optimistis kehadiran Digital Realty di Indonesia akan membawa dampak yang signifikan dalam pengembangan data center dan infrastruktur digital.
Digital Realty mengklaim memiliki lebih dari 300 fasilitas data center, di lebih dari 25 negara di dunia.
General Manager of Southeast Asia at Digital Realty, Alex Teo dalam konferensi pers beberapa waktu lalu mengatajan, Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang potensial di industri data center.
"Kami telah memulai perencanaan untuk memperluas platform orkestrasi layanan Indonesia Digital Realty," kata Alex.
Salah satu pemain lokal di bisnis data center adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Perusahaan pelat merah ini terus memperkuat infrastruktur data centernya dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan layanan digital dan kecerdasan buatan (AI).
Telkom memacu kapasitas di HyperScale Data Center (HDC) Cikarang dengan tambahan 18 megawatt (MW) serta membangun HDC baru di Batam dengan kapasitas Campus-1 sebesar 18 MW yang dikerjakan melalui anak perusahaannya, NeutraDC (PT Telkom Data Ekosistem).
Menurut VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko, tahun ini, investasi baru difokuskan pada peningkatan kapasitas termasuk oleh NeutraDC yang saat ini sedang menambah kapasitas di HDC Cikarang dan membangun HDC baru di Batam dengan konsep green building for AI-enabler.
Telkom kini memiliki kapasitas data center sebesar 42 MW yang tersebar di 33 lokasi, terdiri dari 28 lokasi di Indonesia dan 5 lokasi di luar negeri.
Pemain data center lainnya adalah SM+, perusahaan infrastruktur dan layanan digital yang di-back up grup Sinar Mas. Mereka sedang membangun pusat data SMX01 berlokasi di kawasan pusat bisnis di Jakarta dan ditargetkan selesai di kuartal II 2026.
Data center ini dikembangkan melalui kerja sama dengan Korea Investment Real Asset Management (KIRA) dengan investasi di atas 300 juta dolar AS. (tribunnews/fin)
Industri Teknologi Dorong Transformasi Digital dan Keamanan Siber di Fortinet Accelerate Asia 2025 |
![]() |
---|
Dorong Transformasi Digital, Sekjen Kemnaker Soroti Pentingnya SDM Unggul |
![]() |
---|
Bupati Cirebon Dukung Penuh Langkah Telkom Tingkatkan Kecakapan Digital Guru Lewat Program IDL 2025 |
![]() |
---|
CBI Raih Penghargaan Best Innovation in Data Driven Finance di BRAVO 500 Summit 2025 |
![]() |
---|
Menghadapi Transformasi Digital dan Ketimpangan, Kolaborasi Global Jadi Kunci Pendidikan Masa Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.