Senin, 29 September 2025

Pemerintah Jaga Keseimbangan Ekosistem Transportasi Online, Ekonom Ingatkan Dampak Penurunan Komisi

di ekosistem digital, pengusaha mikro kecil dan menengah sangat bergantung pada layanan pengantaran ojek online

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
EKOSISTEM TRANSPORTASI ONLINE - Driver ojek online antre menunggu orderan penumpang di shelter Gojek di samping Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis 16 Mei 2024. Di ekosistem digital, pengusaha mikro kecil dan menengah seperti penjual makanan, minuman, dan toko kelontong sangat bergantung pada layanan pengantaran ojek online. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyatakan, di ekosistem digital, pengusaha mikro kecil dan menengah seperti penjual makanan, minuman, dan toko kelontong sangat bergantung pada layanan pengantaran ojek online (ojol).

Dia menegaskan komitmen Pemerintah menciptakan ekosistem kemitraan yang kondusif antara pengemudi ojek online, aplikator dan merchant UMKM.

Baca juga: Ekonom Sarankan Pemerintah Hati-hati Membuat Regulasi Baru tentang Ojol

Dari hasil audiensi dengan manajemen Maxim di Jakarta pada Rabu (21/5/2025), ia mengatakan Kementerian UMKM berkepentingan menjaga stabilitas dan kondusivitas industri transportasi online.

Hubungan antara aplikator dengan pengemudi ojol serta merchant UMKM di dalamnya termasuk kepentingan yang akan dijaga. 

"Ekosistem digital kita jangan sampai terganggu hanya karena polemik tarif," kata Maman dikutip dari siaran pers, Kamis (22/5/2025).

"Kami ingin agar semua pihak saling memahami karena aplikator dan pengemudi ojek online saling membutuhkan. Tanpa salah satu di antara itu, roda ekonomi digital tak akan berputar," kata Menteri Maman.

Dia menambahkan, fleksibilitas kemitraan di industri ojol ini menjadi solusi terbaik yang ada karena berpihak pada keberlangsungan usaha, kesejahteraan mitra pengemudi, dan pertumbuhan UMKM di ruang digital.

Berdasarkan data di 2024 saja terdapat 600.000 UMKM lebih yang bergabung di ekosistem GrabFood dan GrabMart. Pandemi Covid yang memicu pembatasan interaksi di masyarakat mendorong banyak pebisnis UMKM memanfaatkan platform digital untuk melanjutkan usahanya. 

Sebanyak 2 juta UMKM telah didigitalisasi melalui Grab dan OVO sejak pandemi hingga Mei 2022. Kemudian di 2023 sebanyak 500.000 UMKM menjadi member baru yang masuk ke ekosistem digital. 

Menurut data Gojek, sampai Oktober 2022 sebanyak 20,5 juta UMKM telah terdigitalisasi dan tumbuh 80 persen di 2020.

Baca juga: Anggota DPR Sebut Tarif Potongan Aplikator Ojol 10 Persen Dimungkinkan

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan, pemerintah akan terus berperan aktif demi memastikan seluruh elemen dalam ekosistem transportasi online di Indonesia terlindungi dan bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.

Karena itu, Pemerintah berkepentingan menjaga keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem bisnis ini karena transportasi online bukan sekadar sektor bisnis biasa, tetapi bagian dari ekosistem besar yang kompleks, melibatkan banyak pihak dan kepentingan.

"Kami melihat ini adalah sebuah ekosistem yang tidak hanya melibatkan satu pihak saja tapi melibatkan banyak pihak, tentu akan sangat arif apabila kita bisa mendengarkan apa yang menjadi permasalahan atau apa yang menjadi isu yang ada pada bisnis online ini," kata Menteri Dudy di acara diskusi bersama sejumlah jurnalis media massa di Jakarta baru-baru ini.

Acara ini dihadiri perwakilan sejumlah perusahaan aplikasi transportasi online seperti Gojek, Grab, Maxim dan inDrive Indonesia.

Dudy mengatakan, jika nantinya dibutuhkan regulasi baru untuk transportasi online, pihaknya akan mengajak seluruh pihak seperti perusahaan aplikasi ojol hingga pelaku UMKM membahasnya bersama.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan