Senin, 29 September 2025

Lokal Asri

Manfaatkan Daur Ulang, UMKM Ini Sukses Sulap Sampah Bekas Jadi Furniture Fancy

Robries sukses menjadi UMKM lokal yang menyulap sampah bekas menjadi furniture fancy lewat proses daur ulang yang inovatif.

Editor: Content Writer
Instagram/robries
UMKM BERKELANJUTAN - Salah satu produk Robries yang dihasilkan dari limbah plastik 

TRIBUNNEWS.COM  - Sektor UMKM bisa dikatakan sebagai tulang punggung ekonomi di Indonesia. Per Desember 2024, berdasarkan data Kementerian UMKM menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang sekitar 61 persen terhadap PDB nasional, dengan nilai mencapai Rp9.300 triliun.

Angka tersebut jadi bukti betapa pentingnya peran UMKM bagi negeri ini. Menariknya, banyak pelaku UMKM juga membawa semangat keberlanjutan dalam usahanya. Mereka berusaha menciptakan produk yang tak hanya bernilai jual, tapi juga ikut menjaga alam agar tetap damai dan asri.

Salah satunya adalah Sukriyatun Niamah dengan brand Robries yang dibawanya. Berkat komando wanita yang akrab disapa Niam itu, Robries sukses menjadi UMKM lokal yang menyulap sampah bekas menjadi furniture fancy lewat proses daur ulang yang inovatif.

Di bawah payung PT Siklus Karya Global, Robries tumbuh menjadi perusahaan yang fokus pada pembuatan furniture dan produk interior dengan memanfaatkan plastik daur ulang. Keberadaannya membuktikan bahwa limbah plastik memiliki nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan.

Baca juga: Dari Limbah Jadi Cuan, UMKM Lokal Asal Bali Sulap Sampah Logam Jadi Perhiasan Mewah

Mengutip dari laman resmi Robries, Kamis (22/5/2025), Robries adalah merek lokal yang lahir dari kepedulian terhadap lingkungan. Seluruh produknya dibuat 100?ri material daur ulang, dan menariknya, tetap bisa didaur ulang kembali.  Di tengah isu perubahan iklim dan dorongan menuju ekonomi berkelanjutan, Robries hadir sebagai bagian dari solusi. Di mana menciptakan furnitur yang tak hanya fungsional dan bergaya, tapi juga ramah lingkungan.

Komitmen Robries tercermin dari dukungannya terhadap tujuan global seperti SDGs, ESG, hingga inisiatif ekonomi sirkular yang diusung PBB. Setiap produknya punya keunggulan seperti tahan noda, tahan cuaca, umur pakai yang lebih panjang, anti rayap, dan tentunya mudah digunakan. Semua kelebihan ini tetap didapat tanpa mengorbankan nilai keberlanjutan.

Tak heran jika lebih dari 1.000 merek dan perusahaan ternama seperti Amartha, Fore Coffee, hingga P&G telah mempercayakan kebutuhannya pada Robries. Karena menjaga bumi bisa dimulai dari hal sederhana, bahkan dari furnitur yang kita gunakan setiap hari.

Dari sisi keberlanjutan, perusahaan telah berhasil mendaur ulang lebih dari 200 juta tutup botol, memanfaatkan lebih dari 64 ton plastik.

Perjalanan Sukriyatun Niamah Merintis Robries

Sejak remaja, Niam sudah menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan, terutama soal sampah plastik yang kian menumpuk dan mencemari alam. Kepedulian itu terus tumbuh seiring waktu, hingga ia duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswa jurusan desain produk. 

Di sanalah ia mulai mencari cara untuk menyiasati persoalan sampah plastik dengan pendekatan yang lebih fungsional. Alih-alih membiarkan limbah menumpuk sia-sia, Niam memutuskan untuk menyulapnya menjadi sesuatu yang bernilai guna. 

Menukil dari laman CNA, Robries lahir di Surabaya pada 2018 yang digagas oleh Niam bersama ketiga rekannya. Mereka fokus menciptakan furniture dari limbah plastik, sekaligus menjawab isu keberlanjutan lewat pendekat desain.

Sempat bereksperimen dengan berbagai jenis plastik dan melihat banyak botol PET yang sudah didaur ulang, Niam akhirnya memilih tutup botol HDPE (High Density Polyethylene), jenis plastik yang lebih menantang untuk diolah. Lewat eksperimen “memanggang” tutup botol, ia menemukan material yang kuat sekaligus estetik.

Dari sinilah nama Robries tercipta, singkatan dari roasted bottles and accessories atau botol dan aksesoris panggang. Prosesnya dimulai dari memilah, membersihkan, mencacah, lalu melelehkan tutup botol HDPE menjadi lembaran polimer yang bisa dicetak sesuai kebutuhan.

Hasil akhirnya berupa lembaran mirip triplek, yang bisa dijadikan beragam produk. Mulai dari hiasan interior, topper meja bar, hingga furniture dan dekorasi rumah yang fungsional sekaligus ramah lingkungan.

Sukses Jangkau Pasar Lokal dan Ekspor

Robries berhasil membidik segmen pasar yang sadar akan pentingnya ekosistem hijau. Mulai dari hotel, restoran, kafe, hingga konsumen individu. Menurut Niam, sektor-sektor ini kini semakin berkembang di Indonesia dan telah menyumbang lebih dari 50% penjualan produk Robries.

“Sekarang ini kami sudah menemukan pasar potensial dan dapat dikatakan Robries sudah cukup menguasai pasar untuk produk recycle.Paling banyak adalah dari lokal, seperti di Jakarta dan Bali itu sekitar 60-70 persen pasarnya, sedangkan sisanya adalah ekspor,” ujar Niam seperti dikutip dari laman Kompas.

Bahkan, Robries mulai dikenal dunia. Niam dan dua rekannya memberanikan diri mengikuti sebuah kompetisi internasional di Italia, dan berhasil lolos hingga ke sana. Sejak saat itu, semangat mereka makin menyala. Robries tak lagi hanya bermain di pasar lokal, tapi mulai menapaki langkah untuk menjangkau pasar global, menebar dampak positif hingga ke berbagai negara dan benua.

Baca juga: Sejumlah Pelaku UMKM di Semarang Mendapat Pelatihan Konten Medsos dan Perlindungan Data Pribadi

#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan