Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
China Batal Lempar Sanksi Terhadap Perusahaan AS, Perang Dagang Jinping VS Trump Mereda
China membatalkan sanksi terhadap perusahaan asal AS menyusul kesepakatan dagang terbaru dengan Washington, demi mengurangi gesekan perdagangan
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah China mengumumkan pembatalan sanksi terhadap sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat, menyusul kesepakatan dagang terbaru dengan Washington.
Dalam pernyataan resmi, Kementerian Perdagangan China mengatakan mereka telah menghentikan sementara sanksi terhadap 17 entitas asal AS sebagai bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan dan mengimplementasikan kesepakatan dagang yang dicapai antara kedua negara di Jenewa.
Dengan adanya penangguhan itu, kini perusahaan AS dapat kembali melakukan impor, ekspor, dan investasi di China.
Meski begitu, perusahaan-perusahaan AS yang ingin mengekspor produk dual-use atau barang untuk keperluan sipil sekaligus militer kepada entitas tersebut tetap harus mengajukan izin khusus kepada Kementerian Perdagangan China.
Dikutip dari Newsweek, penangguhan ini dicabut setelah sebelumnya 17 entitas AS yang ini dimasukkan dalam daftar hitam selama 90 hari tepatnya sejak 4 April 2025.
Sementara, 28 perusahaan AS lainnya mengalami penangguhan dan pembatasan ekspor selama 90 hari, buntut perang dagang yang dilakukan Presiden Trump atas barang-barang dari China.
Tak disebutkan sampai kapan penangguhan sanksi akan diberlakukan pemerintah China.
Kendati begitu, penangguhan sementara ini membawa angin segar, memberikan kesempatan bagi perusahaan AS khususnya bagi pelaku industri teknologi, semikonduktor, dan manufaktur untuk melanjutkan kegiatan ekspor, impor, dan investasi di China.
Langkah ini juga mencerminkan upaya Beijing untuk memfasilitasi kerja sama bilateral dan mengurangi gesekan terkait perdagangan
"[Penangguhan] untuk melaksanakan konsensus yang dicapai pada pembicaraan ekonomi dan perdagangan tingkat tinggi China-AS", kata perwakilan China, dilansir AFP.
Baca juga: Larangan Teknologi dari AS Memaksa Produksi Chip China Maju dengan Kecepatan Penuh Kata Bill Gates
China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Selain menangguhkan sanksi, dalam kesempatan itu pemerintah China juga mengumumkan pemangkasan tarif impor dari AS selama 90 hari kedepan.
Dari awalnya dipatok 125 persen kini impor dari AS turun menjadi 10 persen.
Keputusan ini diberlakukan sebagai kemajuan substansial, mengikuti jejak AS yang juga menurunkan tarif resiprokal untuk barang China sebesar 115 persen.
"Mereka telah setuju untuk membuka China sepenuhnya, dan saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi China, saya pikir ini akan menjadi fantastis bagi kita," kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Kini, kedua pihak telah sepakat untuk mengakhiri perang dagang yang telah mengganggu prospek global dan membuat pasar keuangan mengalami gonjang-ganjing.
Meski sifatnya sementara, analis menilai kesepakatan ini membuka jalan bagi pembicaraan yang lebih luas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Lindsay James, ahli strategi investasi di Quilter, menyatakan tarif saat ini "memang belum kembali ke tingkat ideal sebelum hari ‘Liberation Day’", namun cukup untuk memungkinkan aktivitas perdagangan kembali bergulir.
Tak hanya itu, langkah ini juga diprediksi bakal mendorong peningkatan permintaan global dan berdampak positif pada perdagangan dunia, termasuk sektor pelayaran.
Boikot Boeing Dicabut
Terpisah, di tengah meredanya perang dagang, Pemerintah China mengumumkan pencabutan boikot bagi maskapai penerbangan domestik untuk menerima pesawat dari perusahaan Boeing.
Dalam laman resminya, mereka memberi tahu maskapai penerbangan domestik dan lembaga pemerintah, pemerintah telah mencabut larangan pengiriman pesawat buatan AS.
"Pengiriman pesawat buatan AS dapat dilanjutkan. Kewenangan telah diberikan kepada maskapai penerbangan untuk mengatur pengiriman sesuai waktu dan ketentuan mereka sendiri," jelas orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dengan adanya pencabutan, maka kini penerbangan domestik bisa kembali melanjutkan pengiriman pesawat Boeing buatan AS, setelah bulan sebelumnya pembuat pesawat Amerika itu mengatakan, maskapai penerbangan China berhenti menerima pengiriman pesawat baru akibat perang dagang.
Informasi ini juga telah dikonfirmasi langsung oleh CEO Boeing Kelly Ortberg.
Kala itu, sejumlah pesawat 737 Max di pusat penyelesaian Boeing, Zhoushan, China, akhirnya dikembalikan ke AS.
Bahkan buntut aksi boikot, Boeing harus putar otak menjual 50 pesawat yang batal dibeli China ke maskapai lain di luar negeri.
Pencabutan boikot ini diyakini merupakan bagian dari langkah diplomatik yang lebih luas untuk meredakan ketegangan ekonomi antara kedua negara sekaligus memberi sinyal China mulai melunak dalam kebijakan ekonominya terhadap Amerika Serikat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.