Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
China Batal Lempar Sanksi Terhadap Perusahaan AS, Perang Dagang Jinping VS Trump Mereda
China membatalkan sanksi terhadap perusahaan asal AS menyusul kesepakatan dagang terbaru dengan Washington, demi mengurangi gesekan perdagangan
Meski sifatnya sementara, analis menilai kesepakatan ini membuka jalan bagi pembicaraan yang lebih luas antara dua ekonomi terbesar dunia.
Lindsay James, ahli strategi investasi di Quilter, menyatakan tarif saat ini "memang belum kembali ke tingkat ideal sebelum hari ‘Liberation Day’", namun cukup untuk memungkinkan aktivitas perdagangan kembali bergulir.
Tak hanya itu, langkah ini juga diprediksi bakal mendorong peningkatan permintaan global dan berdampak positif pada perdagangan dunia, termasuk sektor pelayaran.
Boikot Boeing Dicabut
Terpisah, di tengah meredanya perang dagang, Pemerintah China mengumumkan pencabutan boikot bagi maskapai penerbangan domestik untuk menerima pesawat dari perusahaan Boeing.
Dalam laman resminya, mereka memberi tahu maskapai penerbangan domestik dan lembaga pemerintah, pemerintah telah mencabut larangan pengiriman pesawat buatan AS.
"Pengiriman pesawat buatan AS dapat dilanjutkan. Kewenangan telah diberikan kepada maskapai penerbangan untuk mengatur pengiriman sesuai waktu dan ketentuan mereka sendiri," jelas orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Dengan adanya pencabutan, maka kini penerbangan domestik bisa kembali melanjutkan pengiriman pesawat Boeing buatan AS, setelah bulan sebelumnya pembuat pesawat Amerika itu mengatakan, maskapai penerbangan China berhenti menerima pengiriman pesawat baru akibat perang dagang.
Informasi ini juga telah dikonfirmasi langsung oleh CEO Boeing Kelly Ortberg.
Kala itu, sejumlah pesawat 737 Max di pusat penyelesaian Boeing, Zhoushan, China, akhirnya dikembalikan ke AS.
Bahkan buntut aksi boikot, Boeing harus putar otak menjual 50 pesawat yang batal dibeli China ke maskapai lain di luar negeri.
Pencabutan boikot ini diyakini merupakan bagian dari langkah diplomatik yang lebih luas untuk meredakan ketegangan ekonomi antara kedua negara sekaligus memberi sinyal China mulai melunak dalam kebijakan ekonominya terhadap Amerika Serikat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.