50 Persen Bayi yang Lahir dengan Down Syndrome Punya Kelainan Jantung Bawaan
Sekitar 40–50 persen bayi yang lahir dengan Down Syndrome mengalami kelainan jantung bawaan yang memerlukan penanganan medis khusus sejak dini.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM. JAKARTA – Para orangtua perlu menaruh perhatian serius pada kasus bayi dengn down syndrome seperti sejumlah temuan di Indonesia.
Studi menunjukkan, sekitar 40–50 persen bayi yang lahir dengan Down Syndrome mengalami kelainan jantung bawaan yang memerlukan penanganan medis khusus sejak dini.
Karena jantung berperan vital dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, gangguan pada jantung sejak kecil dapat menghambat pertumbuhan, menurunkan kualitas hidup, hingga meningkatkan risiko kematian jika tidak ditangani secara tepat.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Autisme dengan Down Syndrome
Orang tua di Indonesia menghadapi tantangan dalam memahami kondisi ini, mulai dari diagnosis medis yang kompleks hingga terbatasnya akses terhadap informasi kesehatan yang akurat dan mudah dipahami.
Sebagian besar literatur medis masih tersedia dalam bahasa Inggris dengan istilah teknis, yang sulit dipahami oleh masyarakat umum.
“Saya tahu bahwa pengidap jantung bawaan dan keluarganya sering kesulitan memahami hal-hal yang terlalu medis, terlebih lagi jika tidak menggunakan bahasa Indonesia."
"Maka saya tuliskan buku ini sebagai bentuk memberikan kemudahan dan akses kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujar Dr. dr. Syarif Rohimi, SpA(K) di acara diskusi dan bedah buku “101 Tanya Jawab seputar Penyakit Jantung Bayi, Anak, Remaja dan Down Syndrome” di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.
Dr. dr. Syarif Rohimi, SpA(K), menjelaskan, melalui buku ini di berusaha menjelaskan hal-hal seputar down syndrome dan kelainan jantung bawaaan pada anak secara mudah agar gampang dipahami oleh keluarga di Indonesia.
Ini terutama ditujukan pada keluarga yang memiliki anak dengan penyakit jantung bawaan.
Pihaknya sengaja memberikan pemaparan bagian per bagian dalam format tanya jawab dalam bahasa Indonesia yang komunikatif agar bisa memberikan pengalaman berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis.
Pengenalan buku ini juga sekaligus memperingati Hari Down Syndrome yang dihadiri Direktur NLR Indonesia, Agus Wijayanto, yang menegaskan pentingnya pemerataan informasi di bidang kesehatan.
“Memberikan akses informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat adalah pintu pertama pemerataan akses kesehatan untuk masyarakat Indonesia,” ungkap Agus.
Hadir pada diskusi bertajuk “Kesehatan Jantung untuk Masa Depan Cerah: Edukasi dan Dukungan bagi Anak dengan Down Syndrome" ini dr. Anna Tjandrajani, SpA(K), MPH, dr. Aditya Suryansyah Semendawai, SpA(K), dr. Fajar Subroto, SpA(K), dan dr. Rifan Fauzie, SpA(K) dan diikuti 100 peserta.
Penyakit jantung bawaan menjadi fokus bahasan utama diskusi ini mengingat jantung tidak berfungsi secara terpisah dari sistem tubuh lainnya, penanganan kondisi ini memerlukan pendekatan multidisipliner.
Tujuannya, guna mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Kegiatan hasil kolaborasi NLR Indonesia, RSAB Harapan Kita, POTADS, serta Loluna dan Carys Cares, ini diharapkan bisa menjadi langkah awal dalam memperluas akses edukasi kesehatan jantung anak bagi masyarakat luas. (tribunnews/fin)
Polisi Tangkap Bidan Terkait Jual Beli Bayi di Medan, Pemilik Klinik Diduga Keluarga Polisi |
![]() |
---|
Beda dari Kehamilan Pertama, Zaskia Sungkar Kini Ngidam Jalan-jalan, Bukan Makanan |
![]() |
---|
Gumoh, Kolik, hingga Diare pada Bayi Sering Dikira Alergi Makanan, Ini Faktanya |
![]() |
---|
Penyakit Jantung Bisa Dicegah Jika Dikenali Sejak Dini, Ini Caranya |
![]() |
---|
Hamil Anak Kedua, Zaskia Sungkar Sering Mual di Trimester Pertama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.