Selasa, 7 Oktober 2025

Badai PHK

Ekonomi RI Melemah, Pengusaha Teriak Minta Bantuan Pemerintah, Ribuan Pekerja Terpaksa di PHK

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 lebih rendah dibanding triwulan I tahun 2024 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,11 persen secara YoY.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PERTUMBUHAN EKONOMI RI - Suasana gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mengalami pelemahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen.

Angka tersebut jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2024 terkontraksi sebesar 0,98 persen. 

Kemudian, pertumbuhan ekonomi ini juga lebih rendah dibanding triwulan I tahun 2024 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,11 persen secara YoY.

Teriakan Pengusaha

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta Pemerintah segera melakukan langkah-langkah extraordinary untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Ekonomi RI Melambat, Pengamat Ingatkan Risiko Serius dari Konsumsi Lesu dan Belanja Negara Seret

Ketua Umum BPP Hipmi Akbar Himawan Buchari menyoroti pelemahan ekonomi pada kuartal I 2025 yang hanya tumbuh 4,87 persen. 

"Jika dicermati, faktor konsumsi menjadi biang kerok capaian ini," ulas Akbar dikutip Senin (12/5/2025).

Ia menyebut, komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah yang selama ini menjadi trigger utama pertumbuhan ekonomi, justru porak-poranda. 

Perbandingannya, pada kuartal I 2024 komponen ini dapat tumbuh 20,44 persen. Namun kuartal I 2025 justru minus 1,38 persen.

Akbar menyoroti pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT). Kuartal I 2025 LNPRT hanya tumbuh 3,07 persen. Padahal di periode yang sama tahun lalu, LNPRT tumbuh 24,14 persen. 

Begitu juga dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), turun menjadi 4,89 persen dari kuartal I 2024 yang mampu tumbuh 4,91 persen. 

Padahal, porsi PKRT dari Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal I 2025 mencapai 54,53 persen.

"Konsumsi rumah tangga yang kontribusinya lebih dari 50 persen justru melambat. Sederhananya, komponen pengeluaran kita terseok-seok, sehingga membebani pertumbuhan ekonomi," urai Akbar.

Menurut Akbar, indikator pelemahan ekonomi sebenarnya sudah nampak saat Idul Fitri, kemarin. Mulai dari penurunan jumlah pemudik hingga 24 persen, dan asumsi perputaran uang yang turun hingga 12,28 persen.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved