Mata Lokal Fest 2025
Stafsus Mentan Beber Alasan Sebenarnya di Balik Penggantian Dirut Bulog, Diganti Personil TNI Aktif
Sam Herodian mengungkap alasan di balik pergantian Direktur Utama Perum Bulog yang kini dijabat oleh perwira militer aktif.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus (Stafsis) Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Sam Herodian mengungkap alasan di balik pergantian Direktur Utama Perum Bulog yang kini dijabat oleh perwira militer aktif.
Pada awal Februari 2025, Mayjen TNI Novi Helmy Prasetyo resmi menggantikan Wahyu Suparyono sebagai pimpinan badan usaha milik negara yang bergerak di sektor pangan itu.
Menurut Sam, keputusan ini diambil karena pemerintah membutuhkan pemimpin yang mampu mengikuti ritme kerja Presiden Prabowo Subianto yang menurutnya cepat.
"Contohnya (direktur utama) Bulog kemarin tidak bisa mengikuti irama. Jadi terpaksa dicari yang bisa mengikuti irama kecepatan sekarang Pak Prabowo," katanya ketika memberi sambutan dalam acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Ditemui di sela acara, Sam menjelaskan bahwa pemerintah membutuhkan sosok pemimpin Bulog yang lebih lincah dan bisa mengikuti cara kerja pemerintah saat ini.
Sam kemudian menyebut Smart Agriculture System (SAS) yang dimiliki Kementerian Pertanian yang bisa mengidentifikasi daerah-daerah yang akan melakukan panen.
Berdasarkan data dari SAS, Kementan akan memberi perintah ke Bulog untuk langsung bergerak ke daerah itu dan menyerap gabahnya.
Inilah yang dimaksud Sam sebagai kecepatan. Bulog diminta lebih cekatan begitu diperintah Kementan menyerap gabah.
"Jadi ada sinkronisasi. "Eh Bulog, itu di sana produksi, tolong di itu, itu harus bisa." Dan sekarang sudah bagus, cantik sekali. Jadi di SAS kami bisa liat ini di sini mau panen, nanti Bulog ke sana," ujar Sam.
Terkait rencana mengembalikan status Bulog dari BUMN menjadi lembaga di bawah pemerintah, ia menyoroti peran Bulog yang sekarang sebagai BUMN memilik dua tugas, yaitu menjaga stok serta kestabilan harga pokok dan keharusan mereka berbisnis.
Ia memandang dua tugas tersebut sebagai dualisme yang membingungkan.
Baca juga: Panglima TNI: Mayjen Novi Helmy Harus Mundur dari Kedinasan karena Jadi Dirut Bulog
Jika dikembalikan seperti zaman dulu ketika masih di bawah pemerintah, ia mengatakan Bulog bisa lebih lincah karena tidak ada beban untuk mencari untung.
Sebagai contoh, saat pemerintah menugaskan Bulog untuk menyerap gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram tanpa memandang kualitasnya, hal ini sangat memberatkan jika dipandang dari sisi bisnis.
Menurut dia, perusahaan manapun pasti akan menolaknya. Bulog sendiri dinilai akan menolaknya jika bisa. Namun, karena itu tugas negara, mereka harus melaksanakannya.
Baca juga: Posisi Mayjen Novi Helmy Jadi Dirut Bulog Tuai Polemik, Komisi I DPR Sarankan Revisi Pasal 47 UU TNI
Mata Lokal Fest 2025
Di Mata Lokal Fest 2025, Rumah Cokelat Lung Anai Dapat Penghargaan Sustainable Impact in Community |
---|
Mata Lokal Fest 2025: Nasabah PNM Mekaar Raih Penghargaan Berkat Inovasi Pengolahan Sampah |
---|
Banyak Investor Minat ke Industri Ramah Lingkungan, Kemenperin Targetkan Net Zero Emission 2050 |
---|
Momen Menbud Fadli Zon Bernyanyi Cendol Dawet Bersama Jajaran Tribun Network di Mata Lokal Fest 2025 |
---|
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Paparkan Budaya Bisa Jadi Fondasi Pembangunan Berkelanjutan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.